Gunungapi Dukono: Sentra letusan tanpa henti di Timur Indonesia

Senin, 15 Mei 2017 - Dibaca 3757 kali

HALMAHERA - Gunungapi Dukono berada di bagian utara Pulau Halmahera, tepatnya di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. Puncaknya berada pada koordinat 1.693 Lintang Utara dan 127.894 Bujur Timur dengan ketinggian mencapai 1229 meter di atas permukaan laut. Dukono berada sekitar 14 kilometer di sebelah Baratdaya Kota Tobelo yang merupakan wilayah dengan pemukiman paling padat di Halmahera Utara. Aktivitas letusan Gunungapi Dukono adalah hal yang biasa bagi penduduk di sekitarnya mengingat sejarah panjang letusan menerus gunungapi ini. Saat aktivitas Dukono menyemburkan abu vulkanik ke arah Timurlaut, karena seringnya aktivitas ini terjadi maka masyarakat Tobelo menyebutnya sebagai "Musim Abu".

Letusan Gunungapi Dukono (kiri) dan Gunung Mamuya (kanan) dilihat dari Tobelo.

Mencermati sejarah panjangnya, aktivitas letusan Gunungapi Dukono merupakan salah satu yang paling sering terjadi di Indonesia. Hal ini selaras dengan dinamika aktivitas tektonik di wilayah Pulau Halmahera yang berasosiasi dengan pergerakan subduksi ganda, yaitu Lempeng Laut Maluku yang menyusup ke arah Timur di bawah Lempeng Pasifik. Sebagai konsekuensinya, aktivitas kegempaan tektonik di wilayah ini termasuk yang paling tinggi di Indonesia. Konsekuensi dari pergerakan lempeng tersebut membentuk busur vulkanik Halmahera yang terdiri atas gunungapi-gunungapi aktif yang tersebar dari Selatan ke Utara. Di antara gunungapi-gunungapi tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memantau 5 (lima) gunungapi paling aktif secara menerus 24 jam setiap hari berturut-turut yaitu Kie Besi, Gamalama, Gamkonora, Ibu dan Dukono.

Mitigasi G. Dukono: Pos Pengamatan G. Dukono (Kiri-Tengah) dan kegiatan pengukuran di lapangan (Kanan)

Aktivitas mitigasi bencana letusan Gunungapi Dukono dipusatkan di Pos Pengamatan Gunungapi Dukono yang terletak di Desa Mamuya, Kecamatan Galela sekitar 12 kilometer di sebelah Utara kawah Dukono. Gunungapi Dukono saat ini telah dilengkapi dengan peralatan pemantau analog maupun digital berupa seismometer (alat perekam gempa) dan tiltmeter (alat pengukur perubahan kemiringan). Dari peralatan ini, secara bergantian, 3 (tiga) orang pengamat Gunungapi Dukono melakukan pemantauan menerus, analisis data dan pelaporan rutin maupun koordinasi secara berkala dengan pihak-pihak terkait letusan Dukono.

Dalam dua minggu terakhir, Pengamatan visual Gunungapi Dukono menunjukkan bahwa pada umumnya cuaca cerah hingga hujan, angin umumnya bertiup lemah ke arah timur dan barat. Suhu udara sekitar 25 - 32?C dengan kelembaban 75 - 91%. Dari Pos Pengamatan, Gunungapi Dukono terlihat jelas hingga tertutup Kabut. Teramati asap dari kawah utama berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tekanan lemah hingga sedang. Ketinggian kolom asap maksimum sekitar 1200 meter dari atas puncak. Dalam dua minggu terakhir juga terekam 923 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 4 - 34 mm dan lama gempa 11.67 - 77.76 detik. 4 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 7 - 13 mm, S-P 1.5 - 2.9 detik dan lama gempa 13.15 - 20.19 detik. 5 kali gempa Tektonik Lokal dengan amplitudo 7 - 34 mm, S-P 7.23 - 9.8 detik dan lama gempa 27.27 - 51.06 detik. 16 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 5 - 34 mm, S-P 13.38 - 53.53 detik dan lama gempa 38.09 - 324.85 detik. Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5 - 26 mm.

Berdasarkan pengamatan tersebut maka saat ini disimpulkan bahwa status tingkat aktivitas Dukono berada pada Level II (Waspada). Status ini sendiri telah ditetapkan sejak 15 Juni 2008 dengan rekomendasi utama di antaranya:

(1) Masyarakat di sekitar G. Dukono dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati Kawah Malupang Warirang di dalam radius 2 km.

(2) Mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area landaan abunya tidak tetap, maka direkomendasikan agar masyarakat di sekitar G. Dukono untuk selalu menyediakan masker/penutup hidung dan mulut untuk digunakan pada saat dibutuhkan guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.

Meskipun meletus secara menerus, dampak letusan Gunungapi Dukono terhadap masyarakat di sekitarnya masih relatif rendah selama masyarat mematuhi rekomendasi di atas. Namun berbeda dengan di darat, dampak letusan Dukono di udara termasuk sangat membahayakan bagi keselamatan penerbangan yang melewati wilayah tersebut. Hal ini dikarenakan abu vulkanik produk letusan gunungapi dapat mengakibatkan matinya mesin pesawat, seperti halnya yang pernah terjadi pada tahun 1982 dimana pesawat British Airways 747 mengalami mati mesin ketika melewati wilayah udara Indonesia akibat abu vulkanik produk letusan Gunungapi Galunggung di Tasikmalaya, Jawa Barat. Kejadian tersebut kemudian menginspirasi lahirnya Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) di tahun 1990. Sejak saat itu, aktivitas letusan gunungapi menjadi perhatian yang besar dan kejadian-kejadian letusan dilaporkan untuk menjadi peringatan dini bagi penerbangan sehingga risiko kecelakaan penerbangan dapat diminimalisir.

Karakter letusan terkini Gunungapi Dukono, eksplosif dan berpotensi mengancam keselamatan penerbangan

Badan Geologi secara aktif terus melakukan diseminasi informasi aktivitas gunungapi yang membahayakan penerbangan melalui aplikasi MAGMA Indonesia. Laporan ini ditulis dalam format internasional yang dikeluarkan ICAO (International Civil Aviation Organization) yaitu VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) dan dikirimkan secara simultan melalui email ke stakeholders nasional maupun internasional yang terkait dengan keselamatan penerbangan di wilayah udara Indonesia (VAAC Darwin, VAAC Tokyo, Airlines, Airport, Pilot, dll). Saat ini, informasi VONA juga dapat diakses oleh publik melalui aplikasi Android MAGMA Indonesia yang sudah dapat diunduh oleh siapa pun di Google Play Store.

Mengingat aktivitas dan dampak yang diakibatkan oleh letusan Dukono maka Kepala Badan Geologi Dr. Ego Syahrial, yang didampingi oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Ir. Kasbani, M.Sc dan Kepala Subbidang Mitigasi Gunungapi Wilayah Timur Dr. Devy Kamil Syahbana, datang mengunjungi Pos Pengamatan Gunungapi Dukono pada hari Sabtu 13 Mei 2017. Rombongan melakukan perjalanan yang panjang yaitu melakukan penerbangan dini hari dari Jakarta menuju Ternate selama lebih dari 3 jam, dilanjutkan dengan penyeberangan dari Pelabuhan Ternate ke Sofifi selama 1 jam dan terakhir menempuh perjalanan darat dari Sofifi ke Pos Pengamatan Gunungapi Dukono selama 5 jam. Perjalanan panjang ini ditempuh salah satunya bertujuan untuk melakukan inspeksi kesiapan sistem pemantauan Gunungapi Dukono yang kemudian akan menjadi dasar dalam pengembangan dan perencanaan strategis sistem mitigasi letusan Dukono di masa depan. Tujuan lain yang tidak kalah penting adalah untuk meningkatkan fungsi koordinasi di antara Badan Geologi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Utara sekaligus melakukan sosialisasi kepada wartawan media cetak, on-line maupun televisi tentang aktivitas dan potensi bahaya letusan Dukono. Hasil yang diharapkan dari kunjungan kerja ini adalah meningkatnya kapasitas mitigasi bencana letusan Gunungapi Dukono sehingga berkontribusi dalam pengurangan risiko bencana.

Narasi oleh: Dr. Devy Kamil Syahbana (updated: 11 Mei 2017)