Survei Akuisisi Seismik 2D Prospek Migas di Selabangka Untuk Penemuan Cadangan Migas Baru

Senin, 20 Agustus 2018 - Dibaca 8979 kali

Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2018 melakukan pelayanan berupa penyelidikan dan penyediaan data geofisika, khususnya di bidang minyak dan gas bumi (migas) yaitu berupa survei akuisisi seismik 2D lepas pantai. Kegiatan ini dilakukan juga dalam rangka mempersiapkan Wilayah Kerja (WK) migas baru di wilayah lepas pantai di sekitar zona Cekungan Selabangka, Cekungan Tomori dan sebagian Cekungan Muna - Buton (peta cekungan sedimen Indonesia, 2009). Besar harapan dari kegiatan ini mampu meningkatkan penemuan wilayah potensi migas serta mendorong peningkatan investasi pada sub sektor migas, sehingga mampu mempercepat pembukaan Wilayah Kerja baru secara berkesinambungan.

Secara wilayah administrasi, lokasi pengambilan data survei akuisisi seismik 2D terletak di bagian lepas pantai di dalam area survei 37.330 km2 dengan jumlah panjang lintasan akuisisi seismik 2D yaitu 1800 meter terdiri dari 12 lintasan akuisisi seismik (Gambar 2). Meliputi perizinan dinas perikanan kabupaten dan kota masuk wilayah administrasi Kabupaten Buton Utara, Kotamadya Kendari Kota, Kabupaten Konawe Kelautan, Kabupaten Konawe Selatan, dan Kabupaten Morowali, masuk dalam wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara dan sebagian masuk dalam wilayah Propinsi Sulawesi Tengah

Dalam kegiatan teknis pengambilan data akuisisi seismik 2D dilakukan oleh tim ahli seismik dari PT. Elnusa Tbk. selaku pelaksana kegiatan survei (Gambar 3) dengan menggunakan kapal utama MV Elsa Regent berbobot GRD: 6398 ton, panjang 93,3 meter dibantu dua kapal chase boat yaitu Mitra Anugerah 26 dan Mitra Anugerah 33, berbobot GRT : 253 ton dan panjang 30 meter (Gambar 4). Lamanya waktu pelaksanaan kegiatan ini dilakukan selama 25 hari kerja dari tanggal 24 April sampai 17 Mei 2018.

Spesifikasi teknis dalam akuisisi seismik yaitu berupa sumber energi seismik (source) air gun Bolt 5085 cu.in dan penerima (receiver) streamer Q-Marine 560 channel (7000 m) dengan teknologi Obliq Broadband Seismic Acquisition. Teknik Obliq meningkatkan kedalaman penetrasi pencitraan seismik dan membantu para geosaintis mengekstrak sifat batuan dari data seismik. Optimasi bandwidth seismik dicapai dengan menggabungkan akuisisi kedalaman streamer variabel dengan metodologi deghosting dan sumber seismik broadband yang baru dikembangkan. Pendekatan pemrosesan eksklusif ini diterapkan di awal urutan, membuat data cocok untuk analisa utama waktu dan kedalaman.

Secara umum kondisi geologi wilayah Selabangka dan sekitarnya sangat erat kaitannya dengan aktifitas tektoniknya dalam Cekungan Selabangka, Cekungan Tomori dan sebagian Cekungan Muna - Buton, yang mana kedudukan cekungan tersebut terdapat di bagian lepas pantai dan cukup menarik untuk dipastikan keberadaan prospeknya migas di bawah kedalaman muka air laut dari -700 meter sampai -6000 meter. Sebagai analog data permukaan terdapatnya batuan sumber migas dalam sebagian lapisan batuan sedimen yang memiliki ketebalan dari beberapa lapisan batuan sedimen yang hadir di sekitar area survei ini dan memiliki kandungan total organik yang cukup baik. Batuan sedimen ini umumnya berumur Mesozoikum (sekitar 70 juta - 230 juta tahun yang lalu) dikelompokan dalam beberapa formasi dan diperhitungkan sebagai kandidat utama dalam pembentukan migas di sekitar area survei diantaranya Formasi Buya, Formasi Meluhu, Formasi Winto, Formasi Tokala, dan Formasi Masiku. Formasi - formasi dalam kelompok lapisan batuan sedimen ini memiliki kisaran total ketebalan antara 500 meter sampai 1000 meter.

Dari kajian secara geodinamika cekungan lepas pantai di area survei telah mengalami peristiwa gaya tarikan mengakibatkan penurunan permukaan terhadap kelompok batuan berumur Mesozoikum ini. Penurunan permukaan secara aktif diperkirakan berlangsung sejak Tersier bagian awal sampai tengah (sekitar 25 juta - 12 jutra tahun yang lalu) diikuti pengendapan batuan sedimen berumur Tersier di bagian atasnya. Proses ini mengakibatkan terjadinya tekanan pembebanan dan peningkatan suhu pada lapisan batuan sedimen di bagian bawah permukaan pada kedalaman tertentu. Sehingga formasi-formasi memiliki lapisan batuan sumber dengan tingkat kandungan total organiknya cukup baik akan terjadi tingkat pematangan cukup baik pula. Proses ini dinamakan terjadinya perubahan dari batuan sumber migas menghasilkan generasi migas.

Hadirnya beberapa lapangan produksi migas di sepanjang lepas pantai timur wilayah Propinsi Sulawesi Tengah dan hadirnya beberapa rembesan migas di wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara menandakan bahwa syarat terjadinyapetroleum system telah berjalan dengan baik. Dengan metode intergrasi data terpadu antara data geologi, data geofisika dan data-data hasil laboratorium lainnya, baik di atas permukaan maupun di bawah permukaan akan menghasilkan informasi akurat akan keberadaan tentang kedalaman kematangan migas, generasi migas, migrasinya migas, dan terakhir dipastikan terakumulasi zona prospek migas dalam hitungan cadangannya di wilayah survei lepas pantai Selabangka. Ini dapat dijadikan andalan utama dalam pembuatan Wilayah Kerja prospek migas baru dari ketiga cekungan tersebut.

Hasil pengolahan sementara dari data akuisisi seismik 2D wilayah Selabangka pada Lintasan-1008 berupa hasil Brute Stack on-board processing (Gambar 5) dan Preliminary Post Stack Time Migration (POTM) (Gambar 6) memperlihatkan hadirnya batuan sedimen berumur Mesozoikum telah mengalami kompresional menghasilkan struktur perlipatan setelah fase penurunan permukaan.

Bidang Migas : Rahmat Yantono Saragih, Andri Perdana Putra, Tumpal Bernhard Nainggolan

Pusat Survei Geologi , Badan Geologi, KESDM