Teknologi GasMin Puslitbang Tekmira Terpilih Dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2017

Kamis, 20 April 2017 - Dibaca 4240 kali

JAKARTA - Teknologi Gasifikasi Mini Batubara Skala UKM (GasMin) dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2017 yang diselenggarakan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Teknologi yang dikembangkan Perekayasa Yenny Sofaeti ini dinilai sebagai inovasi yang mampu menghemat 60 persen biaya energi dengan alat pembuat gas batubara bersih di industri kecil.

GasMin merupakan satu dari 3.054 inovasi yang didaftarkan pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2017. Pada tahap seleksi awal, Kementerian PAN RB meloloskan 1.373 inovasi, termasuk Gasmin. Setelah tahap Top 99, teknologi ini akan diikutkan dalam seleksi pemilihan Top 40 inovasi terbaik.

Penyerahan Penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik akan diserahkan oleh Menteri PAN dan RB di Surabaya pada tanggal 19 Mei 2017, sedangkan Top 40 Inovasi Pelayanan Publik akan dianugerahkan oleh Presiden RI di Jakarta pada bulan Agustus 2017.

Sebelumnya Gasmin telah mendapat pengakuan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sebagai 20 penelitian terbaik tahun 2016 dan dipublikasikan dalam buku Sumber Inspirasi Indonesia: 20 Karya Unggulan Teknologi Anak Bangsa.

Teknologi gasifikasi batubara skala UKM/IKM adalah sebuah reaktor gasifier tipe up draft dengan diameter 25cm tinggi 60cm dengan kapasitas 2-5 kg/jam batubara. Produk yang dihasilkan berupa bahan bakar gas (CO, H2,dan CH4) yang dialirkan melalui pipanisasi ke dapur/burner UKM. Reakto ini mengubah batubara menjadi bahan bakar gas, melalui proses gasifikasi dengan pereaksi udara terbatas dan uap air.

Sistem ini awalnya diujicobakan Puslitbang Tekmira untuk memanggang daun tembakau di dalam oven pada.industri pengeringan tembakau di Nusa Tenggara Barat pada tahun 2011. Penelitian dan pengembangan GasMin didasari hasil penelitian sebelumnya mengenai teknologi tungku briket batu bara bagi UKM.

Untuk meningkatkan unjuk kerja telah dilakukan pengembangan rancang bangun di Sentra Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara Puslitbang Tekmira di Palimanan, Jawa Barat dengan kapasitas 10 -15 kg/jam; 30 kg/jam dan 50 kg/jam.

Hasil pengembangan tersebut telah diimplementasikan di UKM/IKM percontohan di Daerah Istimewa Yogyakarta, yakni tiga unit di industri peleburan aluminium, satu unit industri makanan (tahu), satu unit industri obat dan bahan kimia (minyak atsiri) dan satu unit di industri batik (Batik Pandawa). Dari ke enam industri tersebut, lima IKM/UKM kecuali minyak atsiri, telah menggunakan GasMin sebagai bagian dari alat operasional produksi.

Berdasarkan hasil uji coba tim yang dipimpin Yenny Sofaeti, agas batubara yang diproduksi GasMin telah mampu menghemat biaya energi, masing-masing, sebesar 45% (solar) pada peleburan aluminium, 70% biaya energi (serbuk kayu) di industri tahu dan 50-60% di IKM Batik. Efisiensi proses gasifikasi mencapai 65-70% dan efisiensi termal burner gas batubara dan tungku pembakar mencapai 41,20%. Emisi SO2 : 0 ppm (tidak terdeteksi), NOx : 15,07 ppm, CO : 11 ppm, dan CO2 : 1,33 ppm.

Secara teknis penggunaan bahan bakar melalui proses gasifikasi lebih efisien, sebab tak banyak panas yang terbuang dibandingkan dengan pembakaran menggunakan bahan bakar padat seperti kayu, biomas, dan briket batu atau batubara. Penghematan biaya energi yang cukup besar serta emisi yang rendah maka peluang GasMin cukup menarik untuk dikembangkan dalam produksi massal. (er)