PPSDM Migas Cepu Siap Menerima Peserta Pelatihan Asal Afganistan

Jumat, 17 Mei 2019 - Dibaca 1578 kali

Di tahun 2018 lalu Wakil Presiden Jusuf Kalla usai pertemuan bilateral dengan chief executive Republik Islam Afganistan Abdullah Abdullah menekankan bahwa Indonesia berkomitmen dalam meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan, ekonomi dan pembangunan kapasitas (capacity building) dengan Afganistan.

Dalam hal ekonomi, Wapres JK menekankan pentingnya kerja sama di bidang energi dan sumber daya mineral, karena Afganistan memiliki potensi yang besar di kedua sektor tersebut.

Sedangkan kapasitas yang dimaksud adalah mendukung penuh berbagai pelatihan yang dilaksanakan melalui program pendidikan, pertambangan dan pemberdayaan perempuan.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi menyambut baik dan mempersiapkan hal tersebut dengan serius, hal ini terbukti dengan adanya kegiatan Cultural Awareness of Afganistan yang diselenggarakan di PPSDM Migas Jum'at (17/5/2019).

Kegiatan ini berlangsung sebagai persiapan para pengajar dan penyelenggara pelatihan untuk dibekali pemahaman yang baik mengenai budaya Afganistan baik pola berpikir, harapan, kebutuhan, komunikasi dan lainnya.

Dalam sambutannya Wiratmaja, Kepala BPSDM ESDM mengatakan "salah satu permasalahan yang berpotensi muncul dalam pelaksanaan program Capacity Building untuk Afganistan adalah perbedaan kebudayaan, ini karena kita memang berbeda pola kehidupan, budaya, komunikasi dan lainnya, ini yang harus kita persiapkan dengan matang agar nanti kegiatan berjalan dengan baik dan efektif"

Materi yang disampaikan oleh tim narasumber dari Kementerian Luar Negri antara lain language, religion & belief, culture & society, social etiquette & customs dan business & work culture.

Tim Direktorat Asia Selatan dan Tengah Kementerian Luar Negri yang berbagi pengalaman dan ilmunya tentang Afganistan yaitu Raudin Anwar Mantan Duta Besar untuk Afganistan, Antony Mula Sonang Manurung Diplomat Muda, Alfin Hardian Prasetyo Staf KBRI Kabul.

Peserta hadir terdiri dari 91 orang yang terdiri dari 60 pengajar & instruktur, 20 penyelenggara yang terlibat dan 11 pejabat struktural.

Sehingga diharapkan dapat terjalin komunikasi, saling mengerti dan toleransi menciptakan suasana yang baik dan kondusif dan terhindar dari kesalahpahaman saat pelatihan berlangsung.

Pembukaan pelatihan tersebut direncanakan akan berlangsung pada tanggal 24 Juni 2019. (ds)