Wamen ESDM Tekankan Pentingnya Human Capital Dalam Bekerja

Kamis, 25 Januari 2018 - Dibaca 2376 kali

JAKARTA - Wakil Menteri ESDM, Archandra Tahar memberikan pengarahan kepada PNS BPSDM ESDM, Balitbang ESDM, Badan Geologi, BPH Migas dan Setjen DEN TA 2014 dan 2015 terkait Human Capital, Rabu (24/1) di Sekretariat Jenderal KESDM.

Dalam pengarahannya, Wamen menekankan pentingnya mengetahui apa tujuan PNS bergabung dengan KESDM serta apa saja yang perlu diperbaiki dari KESDM. Menurutnya dengan mengetahui pokok persoalan yang sebenarnya, maka solusi akan bisa didapatkan. "kalau kita belum mengetahui kesalahan, solusi tidak akan pernah terjadi," ujarnya.

Perubahan mindset menjadi hal yang wajib dilakukan. Memerintahkan diri sendiri untuk mengerjakan pekerjaan dengan efektif dan efisien sehingga waktu yang ada tidak terbuang percuma. Tidak mudah memang, sekarang tinggal kita pilih mau yang mana? Tetap menjadi human resouces atau human capital. "Kalau human resources itu manusia pasif dengan menggunakan otot, kalau human capital menggunakan brain," paparnya.

Human resouces bekerja seperti robot, digunakan hingga lelah yaitu ketika masa pensiun tiba. Sementara di negara maju, usia 60 tahun masih produktif dan masih mengerjakan pekerjaan penting. Hal itu bisa terjadi karena konsepnya capital, tumbuh dan tidak statis, hari ini harus lebih baik dari kemarin.

Kosep tersebut juga bisa diterapkan disini, di lingkungan terkecil kita. "Mau ngapain di ESDM, harus ada motivasi untujk berkembang, kalau tidak ada ya berarti kita masih menganggap diri kita resources.

Human capital lebih menitikberatkan pada achievment yang didapat, hasil yang bisa dilihat. Karyawan bebas bekerja pada jam berapapun berdasarkan jumlah jam yan disepakati dalam seminggu. Misalnya di AS, karyawan bekerja 40 jam seminggu. Bagaimana cara mengontrolnya? Ya melalui output yang dihasilkan, efektif atau tidak, karena sistem disana karyawan bisa dipecat sewaktu-waktu maka mereka berlomba-lomba untuk menyelesaikan pekerjaan seefisien dan efektif mungkin dengan tools yang bisa mempermudah pekerjaan mereka.

Pada human capital, seseorang cenderung memiliki sikap yang terbuka, keinginan untuk membantu orang lain, merefleksikan pekerjaan pada diri, sikap empati, kemampuan strategi komunikasi yang baik serta menguasai kemampuan praktikal. Melalui konsep berpikir seperti ini diharapkan para pegawai mampu untuk berkontribusi secara maksimal demi kemajuan instansi. (rwp)