Berbagi Ilmu Konservasi Energi di Kampus UMN

Rabu, 2 Desember 2020 - Dibaca 507 kali

JAKARTA - Sebagai salah satu bentuk kerja sama dengan United Nation Development Program (UNDP) dan United Nation Environment Program (UNEP) melalui Program ADLIGHT, Direktorat Jenderal EBTKE menyelenggarakan kegiatan Webinar Konservasi Energi Goes To Campus di Universitas Multimedia Nusantara hari ini (02/12).

"Terima kasih kepada tim, kegiatan hari ini didukung sepenuhnya oleh program Advancing Indonesia Lighting Market to High Efficient Technologies atau kami singkat dengan ADLIGHT, dimana program ini telah disetujui untuk didanai oleh Global Environment Facility per 8 Januari 2020 dan akan berlangsung dalam kurun waktu tahun 2020-2023, program ini akan berfokus pada konservasi energi pada sistem pencahayaan", tutur Direktur Konservasi Energi, Hariyanto mengawali sambutannya.

Di hadapan mahasiswa dan kalangan akademisi kampus UMN yang hadir secara virtual, Hariyanto menjelaskan mengapa fokus konservasi energi melalui program ADLIGHT ke pencahayaan. Bahwa lampu atau sistem pencahayaan memegang peranan penting karena masuk di pengguna energi yang signifikan. Penggunaan watt yang besar sangat signifikan dalam mengonsumsi energi listrik, hendaknya setiap rumah tangga dapat menggunakan lampu hemat energi utamanya teknologi LED untuk sistem pencahayaan sehingga bisa dikombinasikan dengan energi terbarukan, misalkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan sistem kapasitas yang kecil yang dapat digunakan untuk menyalakan lampu.

"Dari hasil survei kami untuk sektor rumah tangga, teridentifikasi 10 peralatan rumah tangga yang paling banyak digunakan di Indonesia, dan yang paling banyak mengonsumsi energi adalah rice coocker kurang lebih 23%, kemudian kulkas 14,3%, pencahayaan masuk nomor 3 kurang lebih 13,1% kemudian disusul oleh beberapa peralatan seperti TV, Fan, AC, Dispenser kemudia Mesin Cuci, Setrika, Pompa Air dll. Inilah alasan kami untuk mulai memfokuskan konservasi energi untuk pencahayaan", jelasnya.

f8e0a9fc38a1cd756f73c0e0c9426fee_p.jpeg

Kegiatan webinar yang dilaksanakan ini bertujuan untuk mensosialisasikan penghematan energi pada lingkungan kampus. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa Teknik Fisika UMN yang diajak untuk memfokuskan bagaimana melihat teknologi sistem pencahayaan, dan selanjutnya dapat mendorong para pegguna energi untuk memiliki kesadaran perilaku hemat energi (awareness) dan selanjutnya dapat menjadi agen serta motor perubahan perilaku pengguna energi dari yang tidak terlalu peduli menjadi peduli dalam penghematan energi.

"Kami berharap adik-adik mahasiswa menjadi Duta Konservasi Energi untuk mensosialisasikan setelah mengetahui manfaat dan keunggulan kalau kita menggunakan peralatan hemat energi utamanya lampu, dan dapat memberikan informasi mengenai teknologi hemat energi", harap Hariyanto.

Konservasi Energi vs Efisiensi Energi vs Manajemen Energi

Konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana dan terpadu guna melestarikan sumberdaya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfataannya. Pengurangan konsumsi energi harus dilakukan dengan cara-cara rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar diperlukan, atau tanpa mengurangi keselamatan, kenyamanan dan produktivitas.

Efisiensi energi dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan, dalam menggunakan sebuah peralatan atau mesin yang mengonsumsi energi, untuk mendapatkan hasil yang sama.

Manajemen energi adalah upaya efisiensi dengan melakukan pengelolaan energi meliputi kerangka kerja dan metode terbaik untuk mengintegrasikan efisiensi energi ke dalam budaya dan pengendalian proses sehari-hari.

Kepala Subdirektorat Bimbingan Teknis dan Kerja Sama Konservasi Energi, Hendro Gunawan menjelaskan bahwa Kementerian ESDM, dalam hal ini Ditjen EBTKE terus mendorong penerapan manajemen energi untuk industri maupun komersil, karena manajemen energi sangat bermanfaat bukan hanya bagi pencapaian program Pemerintah tapi juga bagi pengelola gedung maupun manajemen industri karena dengan dapat menurunkan biaya produksi, dan meningkatkan daya saing produk.

"Berdasarkan peraturan, pengguna sumber energi yang lebih dari 6.000 ton oil equifalen (ToE) wajib melaksanakan manajemen energi, yang pertama menunjuk manajer energi, kemudian menyusun program konservasi energi dan melaksanakan audit energi secara berkala, melaksanakan rekomendasi hasil audit tersebut, dan yang terakhir melaporkan pelaksanaannya setiap tahun kepada Pemerintah", papar Hendro.

Program peningkatan kesadaran hemat energi pun terus digencarkan, tak hanya lingkungan kampus saja, tapi juga ke industri, pengelolaa gedung, rumah tangga juga, dan sektor lainnya. Selain sosialisasi, Direktorat Konservasi Energi juga memiliki program penghargaan Soebroto Bidang Efisiensi Energi, dimana kampus UMN pernah menjadi salah satu pemenangnya di tahun 2019. Untuk penerapan manajemen energi, juga telah diterbitkan ISO 500001, ruang lingkupnya mencakup pengukuran dan pemantauan kemudian dokumentasi dan pelaporan kemudian pengendalian operasi dan desain pengadaan. Ini digunakan perusahaan dalam menyusun sistem proses yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja energi perusahaan dalam rangka mengendalikan penggunaan energinya, dan dapat dipakai untuk semua jenis perusahaan.

"Dalam melaksanakan manajemen energi dibutuhkan tenaga auditor dan manajer energi, ini adalah profesi yang terhitung baru, dan ini bisa jadi peluang profesi untuk adik mahasiswa terutama dijurusan Teknik dan MIPA karena ini akan sangat dibutuhkan oleh perusahaan kedepannya, ada beberapa lembaga sertifikasi salah satunya yang dimiliki KESDM di BPSDM", pungkas Hendro. Sebagai informasi, baru ada 42 perusahaan di sektor ESDM, 2 bangunan gedung dan 62 perusahaan sektor industri yang memiliki sertifikat ISO 500001. (RWS)