Capaian Kinerja Akhir Tahun 2017 dan Outlook 2018 EBTKE dan Ketenagalistrikan

Rabu, 10 Januari 2018 - Dibaca 1170 kali

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Rida Mulyana dan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Andi Noorsaman Someng, serta Direktur Pengembangan Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara, Djoko Abu Manan memaparkan Kinerja Akhir Tahun 2017 dan Outlook 2018 Subsektor Ketenagalistrikan EBTKE di kantor Kementerian ESDM, Rabu (10/1/18).

Dalam paparannya, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Andi Noorsaman mengungkapkan bahwa per awal tahun 2018 (31 Desember 2017), rasio elektrifikasi ketenagalistrikan sudah mencapai 94,91% (diatas target tahun 2017). Namun untuk Kapasitas terpasang pembangkit mencapai 61 GW, sedikit meleset dari target yang telah ditetapkan pada 2017 yaitu sebesar 62 GW.

"Kemudian, Progres Program 35 GW status per akhir November 2017 yaitu pelaksanaan program yang sudah COD sebesar 1061 MW (3%), kemudian committed dan on going itu sebesar 82% yang terdiri dari konstruksi 16.992 MW, PPA yang sudah menandatangani kontrak jual-beli namun belum konstruksi sebesar 12.726 MW, dan pada tahap pengadaan 2.790 MW. Perencanaan seimbang dengan pengadaan sebesar 2.228 MW" ujar Andy.

Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Rida Mulyana dalam penjelasannya menerangkan beberapa hal, diantaranya yaitu kemajuan kontrak EBT yang meningkat dari tahun ke tahun, diantaranya pada tahun 2017 telah menandatangani 68 PPA dengan total kapasitas terbangkitkan mencapai 1207 MW dan status saat ini dari 68 PPA yang ditandatangani, ada 55 yg masih berproses untuk mendapatkan FC (Financial Closing). PPA yang sudah mendapatkan FC namun belum memulai kontruksi sebanyak 5 unit, dan yang telah memulai kontruksi dari 68 itu sebanyak 8 unit.

Untuk program LTSHE ditargetkan selesai dalam 2 tahun (2017-2018). Tahun 2018 ditargetkan 80.000 Kepala Keluarga (KK), jumlah ini naik 2 kali lipat dibandingkan target 2017. "Sebanyak 176.000 unit LTSHE direncanakan akan dibagikan di tahun ini", ujar Rida. Pada tahun 2018, LTSHE dibagi menjadi 15 paket pengadaan dimana 2 paket diantaranya sudah dilelang dan 13 paket lainnya akan dilelang dalam minggu ini. Dalam paparannya, Direktur Jenderal EBTKE, Rida Mulyana menegaskan bahwa Program LTSHE ini adalah Program Temporary (sementara) dan Pemerintah meminta kepada penyedia untuk menjamin LTSHE yang diproduksi dapat terus menyala selama 3 tahun. Setelah 3 tahun, program LISSA (Listrik Desa) diharapkan bisa masuk di daerah-daerah yang pada saat ini masih menggunakan LTSHE. (AM)