Komersialisasi Cofiring PLTU Ketapang dan PLTU Sanggau

Selasa, 29 Desember 2020 - Dibaca 942 kali

JAKARTA - Sebagai bentuk komitmen PT PLN (Persero) dalam mendukung percepatan pengembangan EBT, pada hari ini, Selasa (29/12), dilaksanakan Golive Komersial Cofiring PLTU Ketapang 2x10 MW dan PLTU Sanggau 2x7 MW secara daring.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Dadan Kusdiana mengapresiasi komersialisasi Cofiring kedua PLTU tersebut sebagai bukti keseriusan PLN dalam meningkatkan kontribusi EBT dalam bauran energi nasional.

"Kami sangat mengapresiasi upaya PLN dan group dalam Golive Komersial Cofiring PLTU Ketapang dan PLTU Sanggau. Apresiasi kami kepada PLN dan group untuk terus mendukung upaya transisi energi yang berbasis energi terbarukan berkelanjutan, dimana salah satu program green booster-nya PLN ada cofiring pada PLTU eksisting dengan menggunakan baik itu biomassa ataupun sampah," tuturnya.

Setelah PJB berhasil Go Live Komersial di PLTU Paiton dan PLTU Pacitan, kemudian Indonesia Power Go Live Komersial di PLTU Jerajang dan Suralaya 1-4, menyusul PLTU Ketapang dan PLTU Sanggau berhasil untuk Go live Commercial pada hari ini, Dadan berharap akan segera disusul dengan Go live komersial dari di PLTU-PLTU yang lainnya.

Dadan juga menyampaikan apresiasi kepada UIKL Kalimantan karena Go Live Komersial PLTU Ketapang 2X10 MW dan PLTU Sanggau 2X7 MW merupakan dua PLTU pertama yang dikelola oleh unit induk PLN yang melakukan implementasi cofiring secara komersial.

Pada kesempatan ini, Dadan mengungkapkan bahwa upaya cofiring ini tentunya akan berdampak positif dalam pencapaian kontribusi EBT, di mana di dalam Kebijakan Energi Nasional telah ditetapkan target pemanfaatan energi baru terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025. Hal ini menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan pemangku kepentingannya untuk bisa merealisasikannya. Dengan capaian di 2020 ini kurang lebih 11%, maka PR kita untuk mencapai target tersebut masih cukup besar dan diperlukan berbagai terobosan dan inovasi untuk akselerasinya.

Substitusi energi merupakan upaya yang mudah, cepat dan murah. Apalagi di masa pandemi covid ini, dimana permintaan atas energi menurun dan ketersediaan dana untuk investasi juga terbatas, upaya substitusi energi untuk jangka pendek dan menengah menjadi pilihan yang cerdas.

Cofiring biomasa pada PLTU bukanlah hal baru. Banyak negara-negara di luar yang sudah berhasil meng"hijau"kan PLTUnya dengan program cofiring biomasa, bahkan hingga 100% PLTU digantikan dengan biomasa. "Ke depan kita juga akan berupaya untuk bisa mengurangai PLTU-PLTU Eksisting untuk digantikan dengan pembangkit-pembangkit yang lebih bersih," tandas Dadan.

Untuk itu, Dadan mengharapkan PT. PLN juga punya semangat dan komitmen yang kuat untuk bisa menyediakan energi untuk negeri dengan energi yang lebih ramah lingkungan.

"Semoga implementasi cofiring di PLTU Ketapang dan PLTU Sanggau berkelanjutan dan dapat menjadi pembelajaran bagi pelaksanaan cofiring di PLTU lain di Indonesia. Besar harapan kami pelaksanan Go Live Komersial ini akan disusul oleh implementasi komersial di PLTU lainnya sesuai dengan peta jalan pengembangan cofiring yang kita susun bersama," pungkasnya. (RWS)