LTSHE Bagi Masyarakat Sungai Buluh, Memerdekakan Dari Gelapnya Malam dan Dorong Pemerataan Sosial Ekonomi

Jumat, 4 Januari 2019 - Dibaca 1062 kali

Banjarbaru -- Sembilan puluh satu (91) Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) yang dibagikan kepada masyarakat Desa Sungai Buluh, tidak saja memerdekakan mereka dari gelapnya malam tetapi juga mendorong pemerataan sosial ekonomi antar dusun. Desa Sungai Buluh, Kabupaten Hulu Sungai Tengah merupakan salah satu desa penerima LTSHE pada tahun 2018 di Provinsi Kalimantan Selatan.

"Desa Sungai Buluh terdiri dari beberapa dusun, ada yang di darat ada yang di rawa. Dusun Awanglandas yang ada di rawa. Dusun ini dari dulu belum tersentuh listrik, baru sekarang ada lewat LTSHE," ungkap Kepala Desa Sungai Buluh, Muhammad Ramli yang ditemui saat Peresmian LTSHE, PJU-TS dan Sumur Bor se-Provinsi Kalimantan Selatan di Pondok Pesantren/Panti Asuhan Raudhatun Nasyi'in, Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Jumat, 4/1). "Perbedaan ini membuat warga Dusun Awanglandas berbeda dengan warga dusun di darat, ya ekonominya ya sosialnya. Kan mereka juga tidak pernah nonton TV, ada yg punya TV pake genset tapi cuma beberapa. Jadinya tidak semaju masyarakat lainnya," lanjut Ramli.

Ramli menjelaskan bahwa sejak tahun 2014 pihaknya sudah mengajukan permohonan pemasangan jalur listrik kepada PT PLN (Persero). Setelah dilaksanakan survei, Dusun Awanglandas yang berada di tengah rawa dan jauh dari daratan tidak memungkinkan untuk didirikan tiang PLN dan dilakukan penarikan jalur listrik dari dusun terluar yang berada di daratan. Oleh karenanya, LTSHE menjadi berkah tersendiri untuk masyarakat Dusun Awanglandas. Ramli juga berharap keberadaan LTSHE mampu memajukan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Desa Buluh, khususnya Dusun Awanglandas.

Tokoh Dusun Awanglandas, Suryani mengungkapkan kebahagiaan yang tak terkira dari masyarakat dusun atas pemasangan LTSHE oleh Pemerintah. Tidak hanya mudah dioperasikan, LTSHE juga sangat membantu aktivitas masyarakat di malam hari. "Kami sangat berterima kasih kepada Kementerian ESDM, ini rejeki untuk masyarakat Awanglandas. Aktivitas belajar anak-anak jadi lebih panjang. Kami juga bisa memasak di malam hari. Bisa juga menghemat pengeluaran membeli minyak tanah untuk lampu templok," tutur Suryani. "LTSHE ini aman dan mudah. Siapapun bisa mengoperasikannya. Hidung kami juga tidak lagi hitam karena asap templok," tambahnya dengan semangat.

81cda894e4681b931d9ea776478fee54_p.jpeg

Pemasangan LTSHE pada tahun 2018 di Provinsi Kalimantan Selatan total sebanyak 1.029 unit yang tersebar di 16 desa. Pemasangan LTSHE di Provinsi Kalimantan Selatan ini merupakan usulan dari Pemerintah Kabupaten yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi. LTSHE yang telah dipasang nantinya akan dikelola dan dipelihara oleh masyarakat penerima LTSHE dan Pemerintah Kabupaten setempat.

Pemerintah berharap LTSHE mampu membangun warga di daerah pinggiran lebih maju dan mewujudkan keadilan sosial dalam pemanfaatan energi. "LTSHE adalah program dari Kementerian ESDM sebagai solusi penerangan dan energi listrik difokuskan bagi perdesaan yang terisolir dan sulit dijangkau jaringan PLN," ujar Direktur Konservasi Energi, Haryanto saat menyerahkan secara simbolis LTSHE tersebut kepada perwakilan Desa Sungai Buluh. "Program pemasangan LTSHE merupakan perwujudan dari Nawa Cita, membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka kesatuan," tandasnya.

Serah Terima PJU-TS dan Sumur Bor

Pada kesempatan yang sama, Pemerintah melalui Kepala Pusat Pengembangan SDM Geominerba, M.Priharto Dwi Nugroho melakukan serah terima secara simbolis Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) dan sumur bor kepada Pemerintah Daerah terkait. Pembangunan PJU-TS untuk Provinsi Kalimantan Selatan dilaksanakan di Kabupaten Tapin sebanyak 60 titik yang tersebar di empat kecamatan, yaitu Tapin Utara, Bakarangan, Candi Laras Selatan dan Candi Laras Utara. PJU-TS ini diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat yang selama ini jalan umum yang ada belum dilengkapi penerangan pada malam hari.

Selain itu, sebanyak delapan (8) sumur bor juga telah dibangun di Provinsi Kalimantan Selatan tepatnya pada empat (4) kabupaten, yaitu Banjarbaru, Tapin, Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungai Tengah. Sumur bor merupakan salah satu program pemerintah yang didukung Komisi VII DPR-RI melalui Kementerian ESDM dalam menangani permasalahan ketersediaan pemenuhan air bersih masyarakat di daerah sulit air.

Turut hadir dalam serah terima secara simbolis infrastruktur ESDM ini antara lain Anggota Komisi VII DPR-RI Dapil Kalimantan Selatan-II, Bupati Tapin, Wakil Walikota Banjarbaru, Pimpinan Ponpes Raudatul Nasiin, Camat, Lurah dan perwakilan masyarakat.