Menteri ESDM Berikan Penghargaan Bagi Tim Siaga Bencana Sulawesi Tengah

Senin, 17 Desember 2018 - Dibaca 835 kali

JAKARTA - Menteri ESDM Ignasius Jonan didampingi Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei, hari ini (17/12) menyerahkan penghargaan kepada 120 perusahaan yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ESDM Siaga Bencana yang diterjunkan pasca gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi di Provinsi Sulawesi Tengah Akhir September lalu.

Menteri ESDM menugaskan Tim Emergency Response Team (ERT) terbaik untuk melakukan kegiatan penyelamatan, pelayanan medis, penyaluran logistik, pengeboran sumur air bersih, dan pemulihan infastruktur, yang bertugas mulai 1 Oktober hingga 30 November 2018.

Dalam sambutannya Jonan menyampaikan penanganan pascabencana terus dilakukan oleh Tim ESDM Siaga Bencana hingga saat ini, termasuk pemulihan dan penyediaan air bersih. "Terima kasih atas bantuan semua stakeholder, terima kasih juga kepada tim PLN dan Pertamina yang bisa memulihkan layanannya dengan waktu singkat. Saya berpesan kepada Badan Usaha untuk turut melestarikan lingkungan di lingkungannya masing-masing, menjaga lereng dan sebagainya untuk mengurangi potensi bencana," ujar Menteri Jonan.

Selanjutnya, bagi Setiap Pemerintah Daerah/Kabupaten/Kota yang menerbitkan Zonasi Tata Ruang dan juga IMB, Jonan mengimbau untuk dapat berkonsultasi dengan Badan Geologi terlebih dahulu. "Badan Geologi telah memetakan mana lokasi yang layak dihuni dan mana yang tidak layak karena memiliki potensi kebencanaan yang tinggi, termasuk penelitian yang telah dilakukan di area likuifaksi (pada bencana Sulawesi Tengah silam)," ungkap Jonan.

Sementara itu, Kepala BNPB memberikan apresiasinya kepada Tim ESDM Siaga Bencana yang selalu hadir maksimal 2 x 24 jam pasca kejadian. "ESDM juga menjadi contoh bagaimana Pemerintah dan perusahaan berkolaborasi," tegasnya.

Ketua Tim ESDM Siaga Bencana Satry Nugraha melaporkan, tim ESDM Siaga Bencana ini merupakan gabungan ERT yang berasal dari 65 perusahaan yang dikoordinasikan oleh Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara. Sebanyak 65 tim diturunkan, 45 unit alat berat diterjunkan terdiri dari excavator, dozer, low boy, rock breaker, dump truck, crane, tower lamp, fuel truck, dan water. Tim ERT yang hadir dengan total sejumlah 855 orang, terdiri dari rescue, operator, support, dokter, perawat, bidan, apoteker, dan psikolog.

Dalam rangka memudahkan koordinasi antar tim dan mobilisasi alat-alat berat, maka ditetapkan Posko Utama Tim ESDM Siaga Bencana di depan Rumah Jabatan Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah, Jl. Prof. Mohammad Yamin, Desa Lolu Selatan, Kecamatan Palu Selatan.

Hasil kegiatan Tim ESDM Siaga Bencana antara lain kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, yang berhasil menyelamatkan 1 korban dalam kondisi hidup dan mengevakuasi 220 jenazah, kegiatan pelayanan medis di 33 lokasi dan melayani hampir 13.126 warga, bantuan logistik berupa kebutuhan hidup sementara di pengungsian, obat-obatan, tenda untuk kebutuhan sekolah, alat pengelolaan air bersihbagi 22.524 warga, dan lain-lain yang disalurkan melalui koordinasi dengan BNPB dan Korem 132 Tadulako oleh sebanyak 51 perusahaan dan perorangan sebanyak 862 orang. Tak hanya itu, juga dilaksanakan Penanganan air bersih juga dilakukan Tim ESDM Siaga Bencana dengan membuat sumur bor sebanyak 40 lokasi. Tim ESDM Siaga Bencana juga melakukan survei geologi untuk pembuatan Peta Zonasi Rawan Bencana yang akan menjadi dasar untuk pelaksanaan Rehab Rekon wilayah Palu. Survei tersebut meliputi survei kegempaan mikrozonasi, survei struktur geologi dan Sesar Palu, pengukuran Ground Penetration Radar (GPR), survei likuifaksi dan gerakan tanah. Peta ini dimaksudkan untuk dapat dimanfaatkan dalam perencanaan pembangunan dan mitigasi bencana, khususnya untuk daerah Palu - Donggala Barat

Tim ESDM Siaga Bencana dengan cepat ikut membantu melakukan kegiatan pemulihan infrastruktur. Kegiatan ini diprioritaskan pada pembersihan, pembukaan akses jalan, perobohan gedung, dan lain-lain untuk fasilitas umum dengan menyediakan alat berat, operator dan tim rescue. Pemulihan tersebut dilakukan di daerah Petobo seluas 40 ha. Meskipun status keadaan darurat dihentikan pada tanggal 26 Oktober 2018, Tim ESDM Siaga Bencana tetap berkontribusi pada masa transisi menuju pemulihan dengan melakukan kegiatan pemulihan di Balaroa seluas 90 ha, dengan menurunkan 15 unit alat berat dan 20 orang operator. (KLIK/DLP)