Sinergi Program Untuk Pembangunan Klaster Ekonomi

Rabu, 27 Maret 2019 - Dibaca 925 kali

KOTAMABAGU - Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, F.X. Sutijastoto berkesempatan hadir pada kegiatan Penyerahan Bantuan Sarana Bidang Kelautan Perikanan dan Bantuan Sarana Bidang Pertanian, dan turut menyerahkan bantuan tersebut bersama Anggota IV BPK RI, Rizal Djalil, Walikota Kotamobagu Tatong Bara, Bupati Bolaang Mongondow Yasti Soepredjo Mokoagow, Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP M. Zulficar Mochtar, dan Staf Ahli Menteri Pengembangan Bio Industri, Kementerian Pertanian Bambang di kawasan Yadika, Kotamobagu, Sulawesi Utara (26/3). Total bantuan yang diserahkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebanyak Rp 8,2 miliar yang berupa berupa kapal penangkap ikan <5 GT lengkap dengan mesin dan alat penangkapan ikan, asuransi nelayan, mesin dan bahan baku pakan mandiri, benih ikan, indukan ikan, bioflok, pakan mandiri, kartu pelaku usaha kelautan dan perikanan (KUSUKA), ice flake machine kapasitas 1,5 ton/hari, beasiswa pendidikan, pendanaan dan permodalan usaha kelautan dan perikanan.

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, M. Zulficar Mochtar dalam sambutannya menjelaskan kegiatan penyerahan bantuan Pemerintah ini merupakan salah satu bukti nyata bahwa program Pemerintah yang diamanatkan melalui KKP menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari upaya peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat kelautan dan perikanan lainnya.

"Bantuan yang diberikan tidak hanya menyentuh satu sisi, tetapi menyeluruh. Di samping bantuan faktor produksi, juga bantuan permodalan, pendidikan, bahkan bantuan perlindungan nelayan berupa premi asuransi. Para pelaku usaha kelautan dan perikanan akan terus kita dorong untuk mampu mengelola bantuan Pemerintah secara optimal agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan perekonomian," pungkas Zulficar.

Dalam kegiatan ini, dilaksanakan pula dialog bersama dengan pejabat Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat yang berkesempatan hadir, untuk turut menyaring aspirasi masyarakat. Dalam sambutan nya, Dirjen EBTKE, F.X. Sutijastoto, menyampaikan bahwa untuk wilayah Boolang Mongondow, terdapat potensi energi baru terbarukan yang sangat potensial untuk dikembangkan, yaitu panas bumi. Area Gunung Ambang yang terletak di Kabupaten Boolang Mongondow terdapat potensi panas bumi sebesar 225 MW tapi masih menjadi wilayah terbuka. Saat ini akan dikembangkan pada WKP Kotamobagu sebesar 80 MW dengan status persiapan lelang atau penugasan kepada badan usaha. Untuk Provinsi Sulawesi Utara diperkirakan mencapai 4.489 MW yang terdiri dari panas bumi 888 MW, mini/mikrohidro 111 MW, surya 2.113 MW, bayu/angin 1.214 MW, biomassa 150 MW dan biogas 13 MW.

Sutijastoto menyampaikan pula akselerasi untuk mewujudkan pemerataan akses energi atau energi berkeadilan diperlukan ekstensivitas dan sinergitas program antar Kementerian/Lembaga sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi baru dengan pemanfaatan lahan sub optimal untuk pembangunan klaster ekonomi. Misalnya melalui sinergi program dengan KLHK untuk mengembangkan bioethanol berbasis hutan aren sebagai bahan baku bioethanol, juga melalui sinergi dengan KKP membangun cold storage untuk meningkatkan nilai keekonomian hasil perikanan dengan memanfaatkan potensi EBT yang ada. (DLP)