Sosialisasi Vaksinasi Covid-19 di Lingkungan Direktorat Jenderal EBTKE

Senin, 8 Maret 2021 - Dibaca 1171 kali

JAKARTA - Untuk meningkatkan pemahaman dan sebagai persiapan menjalani program vaksinasi yang akan segera dilaksanakan, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI menggelar kegiatan sosialisasi vaksinasi Covid-19 secara virtual hari ini (Senin, 8/3). Kegiatan ini menghadirkan pembicara utama yaitu Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, yang juga ditunjuk sebagai salah satu juru bicara (jubir) vaksinasi Covid-19.

Vaksinasi bertujuan untuk membuat kekebalan tubuh atau imunitas, yang diperoleh melalui dua cara, cara alamiah dan cara didapat. Vaksinasi telah banyak dilakukan untuk berbagai penyakit missal polio, hepatitis, difteri hingga influenza. Indonesia telag mencapai target global dalam memerangi penyakit menular, mulai dari penyakit cacar tahun 1974, bebas polio tahun 2014 dan eliminasi pada ibu hamil dan bayi baru lahir pada tahun 2016.

"Bapak dan Ibu, seperti kita ketahui bersama pada tanggal 12-16 Maret atau 4 hari ke depan kita akan melaksanakan vaksinasi di lingkungan Kementerian ESDM, mari kita mempersiapkan diri dengan baik sehingga pelaksanaan vaksinasi nanti bisa berjalan lancar dan harapannya kekebalan kelompok bisa terbangun di lingkungan Ditjen EBTKE", ujar Sekretaris Direktorat Jenderal EBTKE, Sahid Junaidi dalam sambutannya sekaligus membuka acara.

Ia menghimbau agar seluruh pegawai Direktorat Jenderal EBTKE memastikan diri telah terdaftar dalam program vaksinasi melalui aplikasi pedulilindungi.id. Melalui sosialisasi vaksinasi ini diharapkan pegawai memahami betul apa dan bagaimana program vaksinasi ini. Sahid mengungkapkan bahwa ada beberapa orang yang masih ragu bahkan ketakutan untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 ini.

"Saya berharap setelah mengikuti sosialisasi Bersama dr. Siti, dibantu dengan dokter klinik pratama EBTKE, dr. Jihan dan dr. Chara, dapat meyakinkan yang masih ragu. Saya berharap seluruh pegawai Direktorat Jenderal EBTKE baik Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun yang non-ASN, ataupun semua yang beraktivitas di lingkungan kantor EBTKE dan terdaftar di Kementerian ESDM seluruhnya bisa mengikuti vaksinasi Covid-19", pungkas Sahid.

8df632063795f11ced5d9dfa5262dda1_p.jpeg

Pada kesempatan ini, dr. Siti Nadia Tarmizi menjelaskan vaksin bekerja untuk mengurangi resiko infeksi dengan melatih sistem imun mengenali dan melawan pathogen (agen biologis yang menyebabkan penyakit pada inangnya).Manfaat dari vaksinasi pertama, yaitu memberikan proteksi yang spesifik kepada individu yang telah divaksin, kedua membentuk kekebalan kelompok atau hard immunity. Manfaat dari kekebalan kelompok bahwa kita dapat melakukan kekebalan kepada kelompok lain misal kelompok orang yang belum pernah mendapatkan vaksin karena suatu kondisi kesehatan.

Terkait virus Covid-19, vaksinasi bukan satu-satunya cara untuk menangani virus tetapi bagaimana secara konsisten tetap mendeteksi dan melakukan terapi, inilah yang bisa menjadi kunci utama untuk keluar dari pandemi Covid-19. Setelah divaksinasi maka 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) dan 3T (tracing, testing, treatment) tetap dilakukan sehingga bisa melakukan isolasi dan pengobatan lebih dini guna menghindari kondisi yang lebih parah.

63dfc88907b8a0b8ff655d1c1b89ec22_p.jpeg

dr. Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan kekebalan terhadap virus akan muncul apabila telah memberikan vaksin kepada 2/3 penduduk Indonesia, atau sekitar 181,5juta di rentang usia 18-59 tahun. Vaksin sendiri telah tersedia oleh berbagai produsen vaksin dan masyarakat tidak perlu memilih-milih vaksin karena sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan, terdapat 7 jenis vaksin yang sudah ditetapkan mutu dan keamanannya serta efektivitas yang sama. Semua jenis vaksin yang digunakan harus memenuhi kehalalannya oleh MUI dan BPOM, dengan mengeluarkan izin keamanan dan keefektifitasannya.

"Resiko orang yang tidak mendapatkan vaksin 3x lipat dari orang yang mendapatkan vaksin, oleh sebab itu janganlah kita untuk menunda vaksin. Kalau kita pernah mendapatkan vaksin lain selain vaksin Covid-19 maka jarak antara pemberian harus lebih dari 1 bulan. Kami juga harus sampaikan bahwa vaksinasi Covid-19 harus 2 kali penyuntikan dengan rentang waktu 14 hari sampai 16 hari supaya antibodi yang terbentuk itu maksimal", papar dr. Siti. Terakhir ia menekankan bahwa dengan vaksin akan terbentuk suatu kekebalan kelompok sehingga virusnya tidak bisa menularkan kepada orang lain. Jadi apabila virus itu tidak bisa masuk ke tubuh manusia, virus akan mati dengan sendirinya. (DLP)