Kementerian ESDM Dorong Pengembangan Green Fuel

Senin, 20 Juli 2020 - Dibaca 647 kali

Jakarta, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terus mendorong pengembangan bahan bakar yang ramah lingkungan, antara lain mandatori B30 dan pengembangan green fuel berbasis sawit. Uji coba performa (road test) green diesel (D100) menunjukkan penggunaan D100 dalam campuran bahan bakar kendaraan dapat meningkatkan performa kendaraan dan mengurangi emisi gas buang.

Dalam siaran persnya, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, akhir pekan lalu menyatakan, Pemerintah menggandeng PT Pertamina melakukan pengembangan green fuel di kilang-kilang Pertamina yang berada di sentra produksi sawit, baik secara co-processing di kilang-kilang eksisting, maupun ke depannya dengan pembangunan kilang baru (stand alone) yang didedikasikan untuk green fuel. "Saat ini sedang dilakukan uji coba untuk B40 dan pengembangan green fuel yang nantinya diharapkan dapat menghasilkan Green Diesel (D100), Green Gasoline (G100) dan Green Jet Avtur (J100) yang berbasis Crude Palm Oil (CPO)," katanya.

Green diesel atau Diesel Biohydrokarbon, memiliki keunggulan dibanding diesel yang berbasis fosil maupun biodiesel berbasis FAME, diantaranya cetane number yang relatif lebih tinggi, sulfur content yang lebih rendah, oxidation stability-nya juga lebih baik, serta warna yang lebih jernih.

Co-processing merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk memproduksi green fuel melalui proses pengolahan bahan baku minyak nabati dengan minyak bumi secara bersamaan.

"Saat ini Pertamina telah berhasil menginjeksikan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) pada unit Distillate Hydrotreating Refinery Unit (DHDT) di beberapa kilang eksisting dengan menggunakan katalis Merah-Putih hasil karya anak bangsa, Tim ITB," tambah Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Andriah Feby Misna.

Deputy CEO PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Budi Santoso Syarif, dalam kesempatan terpisah menyatakan, Pertamina telah melakukan uji coba performa (road test) green diesel (D100) yang menunjukkan penggunaan D100 dalam campuran bahan bakar kendaraan dapat meningkatkan performa kendaraan dan mengurangi emisi gas buang.

"D100 yang diproduksi Pertamina memiliki spesifikasi cetane number yang sangat tinggi yaitu hingga 79 sehingga diyakini dapat menghasilkan performa kendaraan yang lebih baik sebagai campuran bahan bakar," katanya.

Dalam uji performa tersebut, bahan bakar yang digunakan adalah campuran D100 sebanyak 20%, Dexlite sebanyak 50% dan FAME sebanyak 30%. "Menurut hasil uji lab kami, terukur bahwa angka cetane number bahan bakar campuran D100 pada Dexlite dan FAME yang digunakan tersebut mencapai angka minimal 60 atau lebih tinggi dari bahan bakar diesel yang ada saat ini. Demikian juga hasil uji emisi kendaraan menunjukkan opacity (kepekatan asap gas buang) turun menjadi 1,7% dari sebelumnya 2,6% saat tidak dicampur dengan D100," ujarnya.

Uji performa ini dilakukan pada 14 Juli 2020 sepanjang 200 km menggunakan kendaraan jenis MPV berbahan bakar diesel keluaran 2017. Selain hasil uji kuantitatif yang bagus, pengguna kendaraan pun tetap merasa nyaman selama menggunakan kendaraannya. Diantaranya, tidak ada excessive noise selama berkendara, tarikan mesin lebih bertenaga dan asap buang knalpot tetap bersih meski pada RPM tinggi. Dengan performa yang lebih baik tersebut, akan lebih hemat dari sisi penggunaan BBM maupun perawatan mesin.

Budi menambahkan, hasil uji performa yang bagus ini juga membuktikan bahwa D100 yang diproduksi perdana di Kilang Dumai Pertamina dapat menjawab kebutuhan green energy di Indonesia. Hal ini karena D100 dibuat dari 100% bahan nabati turunan dari CPO atau kelapa sawit yang banyak terdapat di Indonesia. Ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo di mana Indonesia harus dapat mengoptimalkan sumber daya alamnya untuk menciptakan kedaulatan energi. (TW)