Buka Konvensi dan Pameran IPA Ke-45, Menteri ESDM Optimis Tingkatkan Produksi Migas Melalui Eksplorasi dan Produksi yang Masif

Rabu, 1 September 2021 - Dibaca 468 kali

Jakarta, Pemerintah sedang menyelesaikan penyusunan Grand Strategi Energi Nasional dengan dua agenda penting yaitu peningkatan produksi migas dan penurunan emisi karbon harus dapat berjalan bersama dengan saling bersinergi. Pemerintah optimis untuk meningkatkan produksi migas melalui kegiatan eksplorasi dan produksi yang lebih masif dan agresif, dengan target produksi minyak sebesar 1 juta BOPD dan gas sebesar 12 BSCFD pada tahun 2030.

Penegasan tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif ketika membuka Konvensi dan Pameran Indonesian Petroleum Association (IPA) ke-45, Rabu (1/9), yang berlangsung tanggal 1 hingga 3 September 2021 dengan mengusung tema "Realizing Indonesia's Energy Vision Post Pandemic". Lantaran pandemi, perhelatan ini digelar secara daring.

Menurut Menteri ESDM, kebijakan energi dunia saat ini adalah menuju energi bersih dan terbarukan, yang secara bertahap akan menggantikan energi fosil. Untuk itu diperlukan upaya proses peralihan yang terukur dan dalam masa transisi ini, di mana industri migas masih memegang peranan yang strategis.

Untuk mencapai target produksi minyak sebesar 1 juta BOPD dan gas sebesar 12 BSCFD pada tahun 2030, seluruh pelaku industri hulu migas harus melaksanakan strategi-strategi yang harus dilakukan secara extraordinary.

Strategi yang harus dilakukan adalah pertama, mempertahankan level produksi saat ini melalui optimasi produksi pada lapangan eksisting dengan pelaksanaan manajemen yang baik, program kerja yang efektif dan efisien, transisi alih kelola wilayah kerja secara cepat dan efektif, serta reaktivasi lapangan yang tidak berproduksi.

Kedua, transformasi sumber daya menjadi produksi (Resource to Production), melalui pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan rencana pengembangan lapangan, percepatan monetisasi lapangan-lapangan yang belum dikembangkan dan pengembangan migas non konvesional.

Ketiga, percepatan pemroduksian tahap lebih lanjut baik secondary maupun tertiary recovery. "Pemerintah mendorong KKKS untuk menjalin kerja sama strategis dengan pihak lain yang memiliki kompetensi dan pengalaman dalam pengembangan dan penerapan EOR," ujar Menteri Arifin.

Keempat, peningkatan dan percepatan eksplorasi. Pemerintah senantiasa mendorong peningkatan kegiatan akuisisi dan peningkatan kualitas data migas secara terintegrasi, sehingga dapat menunjang kegiatan eksplorasi dan investasi hulu migas.

Pemerintah juga terus berusaha meningkatkan investasi migas, antara lain melalui perbaikan terms and conditions yang baru yang lebih menarik, melakukan perbaikan regulasi yang memudahkan investasi. "Dengan telah menerbitkan UU Cipta Kerja dan membentuk Kementerian Investasi/BKPM, Pemerintah berupaya untuk dapat meningkatkan daya tarik investasi Indonesia sehingga diharapkan foreign direct investment dapat lebih banyak lagi masuk ke Indonesia," jelas Menteri ESDM.

Selain langkah-langkah tersebut, lanjut dia, masih terdapat sejumlah perubahan kebijakan pada kementerian/lembaga terkait yang perlu dilakukan guna mewujudkan kemandirian energi nasional sehingga target pengurangan impor minyak mentah dan sekaligus pengurangan emisi karbon dapat dicapai.

Menteri Arifin mengharapkan agar melalui acara ini, seluruh stakeholder sektor hulu migas Indonesia dapat kembali memantapkan niat, upaya dan kerja keras bersama untuk mewujudkan negara Indonesia sebagai tempat yang tepat untuk berinvestasi sehingga memberi manfaat bagi semua pihak.

Presiden IPA Gary Selbie dalam acara ini mengungkapkan, industri hulu migas masih memegang peranan penting dalam bauran energi Indonesia hingga tahun-tahun mendatang. Sementara untuk meningkatkan produksi migas, diperlukan perbaikan iklim investasi yang menarik bagi investor.

Konvensi dan Pameran IPA ke-45 ini juga mendiskusikan berbagi hal terkait transisi energi yang tidak dapat dihindari oleh industri ini di masa depan. (TW)