Hasil ETWG-1: G20 Berkomitmen Capai NZE dan Realisasikan Target Pembangunan Berkelanjutan 2030

Sabtu, 26 Maret 2022 - Dibaca 224 kali

Yogyakarta, Isu aksesibilitas energi, peningkatan teknologi energi bersih dan peningkatan pembiayaan energi yang menjadi tiga pilar ETWG G20 Presidensi Indonesia, disepakati secara aklamasi menjadi agenda ETWG G20 tahun ini. Anggota G20 juga menyatakan komitmen bersama mencapai Net Zero Emission (NZE) sekaligus merealisasikan target tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) di tahun 2030.

Demikian hasil Sidang 1st Energy Transitions Working Group (ETWG) yang berlangsung 24-25 Maret 2022 di Yogyakarta dan dibuka secara resmi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

"Anggota G20 menyatakan pentingnya memiliki rencana bersama yang jelas dan ambisius untuk mencapai SDGs 2030. Untuk mencapai hal ini, kerja sama dan kemitraan teknologi sangat penting," kata Yudo Dwinanda Priadi selaku Chairman ETWG di Yogyakarta, Jumat (25/3).

Pentingnya memperkuat keamanan dan ketahanan rantai pasokan energj di tengah tantangan ketidakpastian pasar ekonomi global, juga disepakati dalam ETGW-1. "Sangat penting bagi G20 untuk bekerja sama mengembalikan kondisi pasar yang lebih stabil serta memodernisasi tata kelola pasar energi untuk menjamin keamanan energi dan proses transisi energi," kata Yudo.

Disepakati pula bahwa ETWG harus menghasilkan deliverable yang lebih konkrit. Indonesia memaparkan rencana kerja ETWG yang disambut baik oleh seluruh delegasi. Hasil sidang ETWG-1 akan ditinjau perkembangannya pada pertemuan ETWG ke-2 bulan Juni 2022 di Labuan Bajo. "Harapannya pada saat ETWG-3 bulan September di Bali, kami akan menyepakati output dan komunike Menteri Energi G20," tutup Yudo.

Sidang ETGW-1 dihadiri oleh anggota G20 di mana 8 negara hadir langsung, sedangkan sisanya hadir secara virtual. Juga, lima negara undangan, serta lima organisasi internasional.

Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam pembukaan sidang menyampaikan bahwa transisi energi sebagai strategi jangka panjang pencapaian NZE dalam meminimalisir perubahan iklim sekaligus menekan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Transisi energi harus memberikan manfaat, bukan menjadi suatu beban.

Keterlibatan negara-negara G20 diharapkan menjadi stimulus buat akselerasi proses transisi energi. Terlebih G20 telah memberikan kontribusi 80% perekonomian dunia. "Saya yakin negara-negara G20 telah menerapkan transisi energi untuk mencapai NZE sesuai dengan kebutuhan masing-masing negara situasi ekonomi, sosial dan energi serta kemampuan teknologi, mulai dari tahun 2050 hingga 2070," ungkap Arifin.

Indonesia sendiri mencanangkan target NZE pada tahun 2060. Sementara negara-negara lainnya disesuaikan dengan kondisi dan target capaian di masing-masing negara. "Ini bukan tugas yang mudah. Beberapa dari kita telah merasakan manfaat transisi energi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Namun ada juga negara lain, termasuk Indonesia, yang membutuhkan terobosan kebijakan, dukungan finansial dan kemitraan teknologi untuk mempercepat transisi energi," tambahnya.

Presidensi G20 Indonesia mengusung tema utama yaitu Recover Together, Recover Stronger. Melalui tema ini, Indonesia mengajak seluruh dunia untuk bersama-sama mencapai pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan. Semakin terintegrasinya perekonomian global, keberhasilan penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi di suatu negara tidak akan dapat bertahan lama apabila tidak diikuti oleh keberhasilan yang sama di negara-negara lain.

Indonesia secara resmi memegang Presidensi Group of Twenty (G20) selama setahun penuh, dimulai dari 1 Desember 2021 hingga KTT G20 di November 2022. Serah terima presidensi dari Italia (selaku Presidensi G20 2021) kepada Indonesia dilakukan secara langsung pada 31 Oktober 2021 di Roma, Italia. (TW)