Kopi Senja Session 6: Financial Check Up and Planning

Kamis, 22 Desember 2022 - Dibaca 219 kali

Jakarta, Apa yang kamu inginkan untuk masa depan? Badan sehat, keluarga bahagia, karir cemerlang, rumah nyaman? Lantas bagaimana dengan keuangan? Pasti semua ingin memiliki kondisi keuangan yang sehat, tak hanya ketika masih aktif bekerja, tapi juga memasuki masa pensiun. Caranya bagaimana? Kopi Senja Session 6 hadir kembali, Senin (19/12) siang, mengangkat tema "Financial Check Up and Planning" dengan menghadirkan narasumber Gembong Suwito CSA, QFE selaku Direktur Edukasi dan Investasi SAHAMOLOGY.

Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Mirza Mahendra yang selalu hadir dalam setiap acara Kopi Senja, mengapresiasi kegiatan ini karena dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para peserta tentang pelbagai hal. Tidak hanya mengenai kemigasan, tetapi juga pengetahuan umum lainnya yang bermanfaat dalam kegiatan sehar-hari, seperti public speaking dan financial planning. "Semoga acara ini terus berlanjut dan semakin banyak pesertanya sehingga pihak yang merasakan manfaatnya meningkat," katanya.

Terkait Kopi Senja Session 6, hal mendasar yang perlu diketahui adalah definisi keuangan yang sehat. Secara bebas, keuangan yang sehat adalah ketika seseorang mampu memenuhi kebutuhannya tanpa merasa tersiksa, pemasukan lebih besar dari pengeluaran. Orang yang keuangannya baik-baik saja adalah mereka yang mengerti cara mengatur keuangan yang baik dan benar.

Gembong Suwito menegaskan bahwa perencanaan keuangan sangat penting untuk mendapatkan kondisi keuangan yang sehat. Sebetulnya, secara alamiah rata-rata orang sudah melakukan perencanaan keuangan. Hanya saja, belum terstruktur dengan baik.

Untuk merencanakan keuangan, perlu dilakukan financial check up terlebih dulu seperti pemasukan, pengeluaran, aset dan utang. Setelah semua jelas, baru dapat merencanakan keuangan mendatang seperti jangka pendek (kurang dari 1 tahun), jangka menengah (1-5 tahun) dan jangka panjang (lebih dari 5 tahun).

Lebih lanjut dia memaparkan, skala prioritas keuangan berbentuk piramida, di mana lapisan terbawah adalah cash flow, dana darurat dan pinjaman. Lapisan kedua adalah manajemen risiko seperti asuransi kesehatan. Selanjutnya, tujuan keuangan seperti membeli rumah, pendidikan anak dan liburan. Lapis keempat adalah rencana pensiun. Piramida teratas adalah distribusi kekayaan seperti waris dan hibah.

"Sekarang ini sangat mudah melakukan financial check up. Banyak aplikasi gratis yang memungkinkan kita melakukan pengecekan keuangan. Dari hasil check up ini bisa terlihat bagaimana sebenarnya kondisi keuangan kita," kata Gembong.

Financial check up mempermudah seseorang melakukan perbaikan kondisi keuangan dan perencanaan keuangan. Apabila dirasa sulit melakukan sendiri, dapat meminta bantuan dari pihak yang ahli atau financial planner.

Dalam kesempatan tersebut, Gembong juga menekankan pentingnya menyediakan dana darurat yang aman, likuid dan mudah dijangkau. Contohnya adalah rekening, deposito, logam mulia dan reksadana. Untuk single, dana darurat sebaiknya tersedia sebanyak 6 kali pengeluaran dasar bulanan. Sedangkan pasangan yang menikah tapi belum punya anak, disarankan menyediakan dana darurat 9 kali pengeluaran dan jika mempunyai anak sebanyak 12 kali pengeluaran.

"Manfaat dana darurat ini, apabila terjadi keadaan darurat atau PHK, maka kita dapat tetap survive," tambahnya.

Selain menyediakan uang sebagai dana darurat, penting pula dilakukan mitigasi risiko seperti berasuransi kesehatan. Juga, melakukan investasi. Terkait investasi ini harus dipahami bahwa semakin tinggi keuntungan, maka resiko yang dihadapi juga semakin tinggi.

Mengenai pengelolaan aset, terdapat 4 pilar dalam optimasi aset yaitu pertama, Likuiditas seperti deposito dan reksadana pasar uang. Kedua, Stabilitas seperti SBR , ORI , ST, reksadana terproteksi. Ketiga, Hedging berupa US$ dan emas. Keempat, saham reksadana saham, ETF dan reksadana indeks.

Mengakhiri paparan, Gembong membagikan tips cerdas mengelola keuangan tahun 2023 yaitu punya anggaran & rencana keuangan, menggunakan fitur debet otomatis, mengontrol utang konsumtif, menyisihkan bukan menyisakan uang, memiliki dana darurat di reksadana pasar uang dan aset alokasi untuk goal based investing. (TW)