Menteri Jonan Minta Industri Migas Ikuti Perkembangan Zaman

Kamis, 4 April 2019 - Dibaca 1285 kali

Jakarta, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan meminta agar industri migas Indonesia melakukan pembenahan, sehingga dapat mengikuti perkembangan zaman.

"Memang sektor hulu migas ini sama dengan pertambangan, perubahannya agak telat. Perlahan-lahan sekali. Nanti bisa tertinggal oleh zaman," ujar Menteri ESDM dalam sambutannya pada pelantikan 2 pejabat di lingkungan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, Kamis (4/4).

Dia memaparkan, 10 tahun lalu, dari 10 perusahaan terbesar di dunia, 5 diantaranya merupakan perusahaan migas seperti ExxonMobil dan PetroChina. Namun pada 2018, kelima perusahaan itu sudah tidak termasuk dalam daftar tersebut.

"Pada 2018, 10 tahun kemudian, itu (5 perusahaan migas) sudah tidak ada. Mungkin suatu hari nanti (kalau) Saudi Aramco go public, mungkin bisa (menjadi 10 besar dunia). Tapi ini suatu refleksi bahwa industri ini mulai ditinggalkan oleh zaman," lanjut Jonan.

Untuk mengejar ketertinggalan ini, Jonan menilai dapat dilakukan dengan efisiensi dalam kegiatannya. Dia mencontohkan industri telekomunikasi yang kompetitif sehingga kini harga telepon genggam yang canggih harganya relatif murah. Terutama jika dibandingkan 20 tahun silam pada awal kemunculannya tahun 90-an yang harganya bisa mencapai Rp 20 juta.

Dalam kesempatan itu, Menteri Jonan meminta agar lifting minyak dapat ditingkatkan. Setidaknya sama dengan angka produksi. "Lifting minyak saya minta setiap bulan harus sama atau lebih besar daripada produksi. Nah kalau bisa, (lifting) jangan ditumpuk semua di akhir bulan," katanya.

Peningkatan lifting minyak dinilai penting agar pengendalian impor dapat dilakukan secara lebih baik.

Sementara itu, para pejabat SKK Migas yang dilantik dalam kesempatan ini adalah Murdo Guntoro sebagai Sekretaris SKK Migas dan Arief Setiawan Handoko sebagai Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas. (TW)