Menteri Jonan Resmikan Pengoperasian 10.101 Sambungan Jargas di Mojokerto

Jumat, 9 Februari 2018 - Dibaca 1438 kali

Mojokerto, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meresmikan pengoperasian 10.101 sambungan rumah (SR) jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga (jargas) yang dibangun dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2017 di Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto, Jumat (9/2). Peresmian jargas dipusatkan di Kantor Kecamatan Prajurit Taman, Kota Mojokerto.

Peresmian dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM yang juga Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Ego Syahrial, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Alimuddin Baso, Dirut PT PGN (Persero) Jobi Triananda Hasjim, Direktur Gas PT Pertamina (Persero) Yenni Andayani, Walikota Mojokerto Mas'ud Yunus dan Wakil Bupati Mojokerto Pung Kasiadi.

Pembangunan jargas di Kota Mojokerto dilakukan oleh PT PGN sebanyak 5.000 SR yang meliputi Kelurahan Kauman (502 SR), Mentikan (607), Prajurit Kulon (1.265), Surodinawan (1.522) dan Miji (1.104). Pasokan gas berasal dari Husky CNOOC Madura Limited dengan alokasi sebesar 0,25 MMSCFD.

Sedangkan untuk Kabupaten Mojokerto, pembangunan jargas dilakukan oleh PT Pertamina sebanyak 5.101 SR di Desa Ngoro (1.589), Sedati (1.091), Kembangsari (904) dan Jasem (1.517). Pasokan gas berasal dari Kangean Energi Indonesia dengan alokasi sebesar 0,25 MMSCFD.

Menurut Menteri ESDM Ignasius Jonan, Pemerintah berupaya agar semua sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia, dapat digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Salah satu programnya adalah pembangunan jargas di wilayah atau di pemukiman atau di daerah dimana sambungan gas atau sumber gasnya tersedia.

"Jargas di Kabupaten Mojokerto dan Kota Mojokerto dibangun karena berdekatan dengan dua sumur gas yang signifikan yang dioperasikan Husky CML dan Kangean Energy Indonesia. Total pembiayaannya untuk jargas di kota dan kabupaten (Mojokerto) mencapai sekitar Rp 86 miliar," ujar Jonan.

Lebih lanjut Jonan mengungkapkan, pembangunan jargas ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan pemerataan pembangunan. "Ada kesan, kok kayaknya fokusnya (pembangunan) hanya di Indonesia Timur semata. Nggak kok, ini merata di seluruh Indonesia. Untuk jargas akan dibangun di pemukiman yang sumber gasnya dekat. Dekatnya itu kalau 30 km atau 100 km itu bisa (dibangun)," katanya.

Pemerintah berkomitmen akan terus mendorong dan mempercepat program jargas. Setiap tahunnya, Pemerintah mengeluarkan dana APBN untuk menambah jargas untuk rumah tangga di berbagai daerah. Sehingga semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaat besar penggunaan gas bumi, mulai dari lebih efisien, mudah, praktis dan mengalir 24 jam penuh tanpa takut kehabisan dan tidak perlu repot mengangkat tabung.

Keunggulan lain adalah dapat dilakukan penghematan baik dari sisi konsumen maupun Pemerintah. Pemanfaatan jargas akan menghemat pengeluaran rumah tangga dibandingkan tabung LPG 3 kg. Masyarakat dapat menghemat hingga 36% dibandingkan penggunaan LPG 3 kg.

Selain itu, program jargas juga akan menghemat subsidi LPG 3 kg dalam APBN. Penghematan subsidi Pemerintah Rp 178 miliar per tahun. "Setahun kebutuhan kita 6,5 juta ton, 4,5 juta diantaranya masih impor. Meski produksi gas bumi kita 1,2 juta setara barel oil per hari, jenis yang dihasilkan bukan C3 dan C4 yang bisa dibuat LPG," terangnya.

Dari sisi lingkungan, emisi gas bumi jauh lebih bersih dibandingkan menggunakan BBM dan kayu bakar. Gas bumi yang dialirkan melalui pipa ke rumah-rumah tangga merupakan gas alam yang sangat bersih. Jargas jauh lebih aman karena tekanannya lebih rendah daripada tekanan LPG 3 kg. Selain itu, apabila ada kebocoran, gas langsung naik ke atas ke udara bebas, sedangkan gas LPG mengumpul di bawah karena berat jenis gas alam lebih ringan dari LPG

Jargas telah dibangun sejak tahun 2009 dengan menggunakan dana APBN. Hingga tahun 2017, jumlah SR yang dibangun mencapai 235.925 SR di 15 provinsi yang tersebar di 31 kabupaten/kota.

Untuk tahun 2017, Pemerintah membangun 49.934 SR. Selain Kabupaten Mojokerto, Pertamina mendapat penugasan untuk membangun dan mengoperasikan jargas di Kabupaten Muara Enim dan Pekanbaru. Sementara PGN mendapat penugasan membangun dan mengoperasikan jargas di Kota Mojokerto, Kabupaten Musi Banyuasin, Kota Bandar Lampung dan Rusun Kemayoran.

Pembangunan jaringan gas untuk rumah tangga di Provinsi Jawa Timur cukup berkembang dengan pesat karena ketersediaan sumber gas di sekitar Jawa Timur, jaringan pipa gas yang cukup bagus serta dukungan Pemerintah Daerah yang sangat besar. "Kalau Pemkabnya mendukung, nanti Kita kasih lagi," ujar Jonan berseloroh.

Untuk tahun 2018, Pemerintah akan membangun jargas sebanyak 78.367 SR di 16 wilayah. Pertamina dan PGN ditugaskan untuk membangun dan mengembangkan jargas teraebut yang tertuang dalam Kepmen ESDM Nomor 267 K/10/MEM/2018 dan Kepmen ESDM Nomor 268 K/10/MEM/2018, tanggal 25 Januari 2018.

Ke 16 wilayah tersebut adalah Medan (5.000 SR), Prabumulih (6.000 SR), Musi Rawas (5.167 SR), Serang (5.043 SR), Sidoarjo (7.093 SR), Pasuruan (6.314 SR), Probolinggo (5.025 SR), Bontang (5.000 SR), Balikpapan (5.000 SR), Penajam Paser Utara (4.002 SR), Tarakan (4.695) SR), Bogor (5.210 SR), Deli Serdang (5.000 SR), Lhokseumawe (2.000 SR), Cirebon (3.503 SR) dan Palembang (4.315 SR). (TW)