Negara Kepulauan, Indonesia Akan Terus Kembangkan Terminal Mini LNG

Rabu, 20 Februari 2019 - Dibaca 1250 kali

Jakarta, Pemerintah terus mendorong pembangunan fasilitas dan infrastruktur small scale LNG atau terminal mini gas alam cair (LNG) di berbagai wilayah di Indonesia. Infrastruktur ini dinilai tepat digunakan untuk menunjang pemenuhan kebutuhan gas di negara kepulauan.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto dalam diskusi di IndoGAS 2019, Senin (19/2), menjelaskan, terminal mini LNG pertama telah digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Sambera, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. LNG pembangkit ini berasal dari Bontang yang berjarak 80 km dan diangkut dengan menggunakan truk. Setiap hari, sebanyak 24 truk bergantian mengisi PLTG.

Terminal mini LNG juga akan dibangun di Ternate, Nabire, Jayapura, Kendari dan Flores. "Ini (pembangunan mini LNG) akan terus dikembangkan karena negara kita negara kepulauan. Potensi Small scale LNG cukup bagus dan di daerah (Indonesia) Timur akan dibangun oleh PGN," tutur Djoko.

Pembangunan terminal mini LNG merupakan salah satu capaian Kementerian ESDM yang manfaatnya dapat langsung dirasakan masyarakat. Dengan masuknya LNG, biaya energi primer yang dihemat sebesar Rp 70 miliar per tahun. Penggunaan LNG juga dapat menurunkan biaya pokok produksi (BPP) pembangkit sebesar 38%.

Selama ini lantaran keterbatasan infrastruktur, sebagian besar produksi LNG Indonesia diekspor. Berdasarkan data Kementerian ESDM, pemanfaatan LNG untuk domestik baru sekitar 405,2 BBTUD. Sementara LNG yang diekspor mencapai 1.907,8 BBTUD. Dengan adanya terminal mini LNG, pemanfaatan LNG untuk domestik dapat ditingkatkan. (TW)