Pemerintah Dukung Pertamina Kelola Lapangan Minyak di Iran

Sabtu, 5 Agustus 2017 - Dibaca 1707 kali

Jakarta, Pemerintah mendukung keinginan PT Pertamina untuk mengelola 2 lapangan minyak di Iran. Hal ini akan menjadi salah satu pokok bahasan dalam pertemuan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, dengan Pemerintah Iran. Keduanya, Jumat siang (4/8), terbang ke Iran untuk bertemu Presiden Iran ke 12, Hassan Rouhani.

"Menghadiri pelantikan Presiden Hassan Rouhani, Presiden Iran. Untuk sektor energi, kita bicara nanti masalah lapangan yang di-propose PT Pertamina. Yang kedua mungkin ada rencana ketemu dengan Menteri Energi sama Menteri Perminyakannya," kata Arcandra di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (4/8).

Pertamina telah mengajukan proposal kepada Pemerintah Iran untuk mengelola Lapangan Ab Teymour dan Mansouri, pada Februari 2017 dan saat ini sedang menunggu hasil evaluasi dari National Iranian Oil Company (NIOC). "Pertamina sudah selesai studi dan mengajukan proposalnya beberapa bulan yang lalu, saat saya kesana juga (Februari 2017). Sekarang itu sedang diproses oleh mereka (NIOC). Kita tunggu respon dari NIOC," katanya.

Dari 3,6 miliar barel cadangan minyak yang dimiliki oleh Indonesia, jumlahnya hampir setara dengan total cadangan dua lapangan minyak di Iran yang mencapai 3 miliar barel. Sehingga Pemerintah sangat mendorong Pertamina dapat bekerjasama dengan Iran dan bisa membawa produksi minyaknya ke Indonesia.

"Pemerintah mendorong karena lapangan ini besar sekali cadangannya. Cadangan proven reserve kita sekarang 3,6 miliar barel, sementara dari dua lapangan itu saja ada 3 miliar barel, jadi besar sekali. Makanya kita berharap, ini kalau bisa kita dapatkan, oil-nya bisa kita impor kesini, itu menjadi nilai plus," tutur Arcandra.

Pemerintah mendorong Pertamina untuk menjadi operator 2 lapangan tersebut. Namun demikian apabila Pertamina mau bekerja sama dengan pihak lain termasuk perusahaan lokal, juga tidak menjadi masalah. (DK)