Rancangan Regulasi CCS/CCUS Masuk Tahap Harmonisasi Kedua

Rabu, 19 Oktober 2022 - Dibaca 272 kali

Bandung, Indonesia berkeinginan berkontribusi pada perubahan iklim untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) global. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menggunakan teknologi penangkapan, utilisasi, dan penyimpanan karbon atau carbon capture, utilization and storage (CCS/CCUS). Untuk mendukung pelaksanaannya, disusun regulasi yang kini masuk dalam tahap harmonisasi kedua dan diharapkan rampung dalam waktu dekat ini.

"Kementerian ESDM telah menyiapkan rancangan Peraturan Menteri ESDM yang masuk harmonisasi kedua, (dibahas) pasal per pasal dan diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu tidak terlalu lama sehingga kita bisa menyampaikan di event G20 (dan menunjukkan) kepada dunia bahwa kita cukup siap memfasilitasi CCS/CCUS," ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji ketika menjadi keynote speaker pada acara Forum Fasilitas Produksi Migas Tahun 2022 yang digelar Ikatan Ahli Fasilitas Migas Indonesia (IAFMI) di Hotel Pullman, Bandung, Jawa Barat, Selasa (18/10).

Fokus CCS/CCUS pada rancangan aturan ini adalah pada wilayah kerja migas, menekankan aspek teknis sesuai standar dan kaidah keteknikan yang baik dengan memperhatikan karakteristik lokasi (site specific), serta membuka peluang monetitasi dari kegiatan tersebut.

Menurut Dirjen Migas, saat ini terdapat 15 proyek CCS/CCUS di Indonesia yang masuk tahap studi dan diharapkan seluruhnya dapat onstream sebelum 2030. Dari seluruh proyek tersebut, Proyek EGR/CCUS Tangguh yang dikelola BP Berau Ltd, paling maju dibandingkan proyek lainnya dan ditargetkan onstream 2026 dengan potensi CO2 sebanyak 25-32 juta ton selama 10 tahun.

"Tangguh ini merupakan salah satu proyek CCUS terbesar di dunia, investasinya besar. Kita bangga dengan ini karena berani menyelenggarakan teknologi CCUS," kata Dirjen Migas.

Potensi penyimpanan CO2 di Indonesia sekitar 2 giga ton CO2 yang tersebar di berbagai wilayah di tanah air. Seperti di Sulawesi yang bekerja sama dengan Jepang, di Kalimantan di mana Pertamina menggandeng ExxonMobil, serta Lapangan Sukowati yang merupakan kerja sama Pertamina dengan Jepang.

Selain berkontribusi untuk mitigas perubahan iklim, teknologi CCS/CCUS juga mendukung peningkatan produksi migas, terutama untuk mencapai target produksi migas tahun 2030. (TW)