Tambah Cadangan Migas, Pemerintah Fokus 5 Area

Selasa, 21 Juni 2022 - Dibaca 250 kali

Jakarta, Untuk menambah cadangan minyak dan gas bumi Indonesia, saat ini Pemerintah memfokuskan pada 5 area yang berlokasi di Maluku dan sekitarnya. Hal ini berdasarkan hasil survei seismik 2D sepanjang 32 km di Wilayah Kerja (WK) Jambi Merang yang dilakukan PHE Jambi Merang.

"Dulu kan ada komitmen (Komitmen Kerja Pasti/KKP) untuk Jambi Merang 32 km survei seismik. Akhirnya para expert berkumpul dan mengkaji kembali (hasil survei) akan difokuskan kemana yang lebih utama. Diputuskan ada 5 area di Maluku dan sekitarnya, termasuk Seram ke bawah. Fokusnya di situ, ada 5 area di sana," papar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta, Senin (20/6).

Cadangan di 5 area tersebut diperkirakan berisi minyak dan gas bumi. Namun besaran potensinya baru akan disampaikan setelah data-datanya lengkap. "Nanti saja dengan data-data sekalian karena itu harus menunjukkan degree of certainty atau sebuah kepastian," tambahnya.

Kepastian mengenai besaran cadangan, lanjut Tutuka, baru dapat diketahui setelah dilakukan pengeboran. "Hanya dengan pengeboran, baru dapat diketahui ada discovery. Sebelum ada pemboran, semua masih dikatakan play of prospect," jelas Tutuka.

Dalam kesempatan tersebut, Tutuka kembali menegaskan bahwa Pemerintah terus berupaya meningkatkan iklim investasi migas, antara lain dengan memperbaiki fiscal term. '"Kita berusaha meminta insentif ke Kemenkeu. Kita coba mengubah secara fundamental," kata Tutuka.

Upaya lainnya adalah melalui revisi UU Migas yang diharapkan dapat menjadi cantolan atau pegangan bagi pengembangan iklim investasi migas. Pemerintah sendiri telah menyusun konsep revisi UU Migas tersebut. "Mudah-mudahan tahun ini DPR berkenan membahas bersama kita terkait RUU migas yang sudah 10 tahun belum selesai. Harapannya kalau itu bisa dilaksanakan, kita sudah punya konsep yang jelas dan tegas apa yang harus masuk di sana (RUU Migas) untuk mengubah iklim investasi," tutupnya. (TW)