10 Tahun Kedepan, Batubara Masih Mendominasi Bahan Bakar Pembangkit

Rabu, 3 September 2014 - Dibaca 6436 kali

JAKARTA - Bauran energi bahan bakar pembangkit saat ini masih menunjukkan ketergantungan yang tinggi terhadap minyak bumi yaitu sebesar 49,7%. Pemerintah akan berupaya untuk menurunkan ketergantungan ini hingga menjadi 25% tahun 2025. Peran batubara dan gas bumi akan ditingkatkan demikian juga dan energi baru terbarukan.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jarman, usai membuka Workshop on Coal-Fired Generation in Southeast and East Asia Region, Rabu, (03/09/2014), menyatakan, bangsa Indonesia memiliki banyak cadangan pasokan batubara sehingga lebih layak diperhitungkan untuk dipergunakan. Kedepan, Jarman memperkirakan, hingga 10 tahun kedepan, batubara akan tetap menjadi pemasok utama bahan bakar pembangkit di Asia Tenggara.

Jarman mengingatkan, dalam memanfaatkan batubara ada tiga faktor yang harus diperhatikan, pertama masalah sekuriti pasokan batubara, kedua, keekonomian dan ketiga lingkungan, "faktor lingkungan itu harus diperhatikan, jangan membakar batubara saja tapi environmentalnya tidak terpenuh, karena kita tahu batubara bara itu menghasilkan emisi yang cukup besar, karena itulah perlu dicari teknologi yang dapat memenuhi tiga kriteria tadi," ujar Jarman.

Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) untuk batubara, diharapkan dapat berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan sehingga dapat memenuhi kebutuhan terutama untuk pembangkit tenaga listrik. Bila penggunaan batubara saat ini baru sekitar 50%, diharapkan pada tahun 2020 batubara dapat menyumbang 63% dari bauran energi nasional untuk sub sektor kelistrikan. (SF)

Bagikan Ini!