Apakabar Pembenahan Tata-kelola KESDM?

Selasa, 21 Juni 2016 - Dibaca 2052 kali

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) terus menggencarkan pembenahan internal, seperti kepemimpinan, perizinan, hingga pengelolaan anggaran. "Kalau Anda semua ingat, ketika saya pertama ditugasi sebagai Menteri ESDM pada Oktober 2014, suasana di sini 'kurang menyenangkan'," ujar Menteri ESDM Sudirman Said saat membuka jumpa pers kemarin, Senin (20/6), di Kantor KESDM Jakarta. "Suasana kurang menyenangkan" itu, kata Menteri, antara lain berupa kurang maksimalnya penyerapan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), lemahnya mutu proyek, serta beberapa kisah masa lalu yang kurang membanggakan.

Untuk itu, perubahan-perubahan sistemik terus dilakukan, misalnya dengan melakukan penyegaran kepemimpinan, perizinan, perencanaan strategis, pengelolaan APBN, subsidi, efisiensi mata rantai pasokan, hingga kerja sama internasional.

Pada penyegaran kepemimpinan, misalnya, kurang dari dua tahun, telah dilakukan perombakan jabatan struktural lebih dari lima kali, mulai dari pejabat eselon I sampai IV. Dalam waktu dekat, kembali akan dilakukan perombakan di eselon III dan IV, 445 orang akan dilantik. "Ini akan dicatat sebagai sejarah," ungkap Menteri Sudirman, "karena belum pernah ada mutasi, rotasi dan promosi dilakukan semassif ini."

Dalam menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), saat ini mencapai 96% dan minggu depan ditargetkan 100%. "Ini menunjukkan ketaatan pegawai negeri sipil dan penyelenggara negara di Kementerian ESDM sangat tinggi" ungkap Menteri Sudirman.

Dalam hal pengelolaan APBN, per Juni 2106, realisasinya sudah menyentuh 20,53%. Perbaikan dirasakan pula di sektor lain, misalnya peningkatan level auditor menjadi level III, pengalihan subsidi dari sektor konsumtif ke produktif, pembubaran Petral, dan bergabung kembalinya Indonesia ke Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).

"Berkat interaksi yang baik di OPEC, Indonesia mendapatkan direct deal untuk Pertamina terkait LPG, terbukanya kesempatan masuk ke industri hulu, serta membaiknya hubungan dengan Irak dan Nigeria. Benefit juga akan terus diperoleh apabila kita semakin aktif dalam forum-forum internasional," papar Menteri Sudirman.

Di bidang pelayanan publik, KESDM gencar menginisasi aplikasi berbasis teknologi informasi. Tiga aplikasi di antaranya adalah: Minerba One Map Indonesia (MOMI), Registrasi Sertifikat Laik Operasi Online (SLO), dan E-Lelang Blok Migas.

MOMI, yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara sejak 2012, menyediakan data, baik data tentang seluruh wilayah pertambangan, hingga yang sudah terintegrasi dengan data dari sektor minyak dan gas bumi (migas) serta ketenagalistrikan. E-lelang Migas, aplikasi besutan Direktorat Jenderal Migas ini, ditujukan untuk memangkas interaksi antara dua pihak: peserta dengan KESDM. Bahkan, peserta dari luar negeri pun dapat berpartisipasi tanpa harus datang jauh-jauh ke Indonesia. Alhasil, proses lelang menjadi lebih efisien, transparan, dan akuntabel. Adapun SLO, aplikasi ini merupakan standar layanan yang bisa diakses masyarakat untuk menilai kelaikan operasi instalasi tenaga listrik. Tujuannya, agar kualitas instalasi listrik makin membaik. (RZ)

Bagikan Ini!