Desa Tomuan Holbung Kini Merdeka dari Gelap

Kamis, 17 Agustus 2017 - Dibaca 1942 kali

Listrik merupakan kebutuhan dasar pokok bagi masyarakat. Hampir tidak ada aktifitas sosial tanpa menggunakan tenaga listrik. Tidak mengherankan jika menjamin ketersediaan listrik bagi masyarakat harus menjadi prioritas Nasional. Hingga saat ini, sedikitnya 2.519 desa atau sekitar 293.532 rumah yang masih gelap gulita, belum menikmati listrik sebagai penerangan.

Salah satu daerah yang hingga tahun 2016 belum berlistrik adalah Desa Tomuan Holbung di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kab. Asahan, Provinsi Sumatera Utara. Desa Tomuan Holbung sempat menjadi perhatian publik saat foto murid-murid Sekolah Dasar berseragam Pramuka memegang potongan kardus bertuliskan permohonan kepada Presiden Joko Widodo untuk melistriki wilayah tempat tinggalnya.

Di atas potongan kardus tersebut tertulis: "Bapak Presiden RI Pak Joko Widodo Yang Terhormat. Tolonglah Desa kami Pak, karena sampai pada saat ini desa kami belum dialiri arus listrik PLN (Perusahaan Listrik Negara). Desa kami: Desa Tomuan Holbung, Kec. Bandar Pasir Mandoge Kab. Asahan, Provinsi Sumatera Utara."

Foto yang menjadi viral ini langsung mendapatkan respon dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM bergerak cepat dengan melakukan pertemuan antara PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera dengan PT Bakrie Sumatera Plantation (BSP) Sumatera Utara I.

Pertemuan ini dilakukan karena PT PLN Wilayah Sumatera Utara sedianya telah merencanakan untuk membangun jaringan listrik ke wilayah tersebut. Namun, pembangunan fasilitas distribusi listrik ke Desa Tomuan Holbung ini memerlukan pemangkasan dan penebangan pohon karet milik PT. BSP.

Kementerian ESDM tidak tinggal diam dan langsung melakukan kunjungan lapangan. Selanjutnya, pada tanggal 6 Juli 2017, mediasi dilakukan agar pembangunan fasilitas distribusi listrik dapat melalui wilayah perkebunan milik PT BSP. Sebagai informasi, pembangunan jaringan 20 kilo volt (kV) di Desa Tomuan Holbung ini merupakan program pemerintah yang dilaksanakan oleh PT PLN, sehingga dalam pelaksanaannya tidak tersedia anggaran ganti rugi untuk penebangan pohon.

Usai dilakukan mediasi, PT. BSP menyampaikan dukungan bagi program listrik perdesaan di Desa Tomuan Holbung, dengan catatan meminimalkan resiko kerugian penebangan pohon. Tindak lanjut mediasi tersebut adalah survei ulang yang dilakukan PT. PLN Wilayah Sumatera Utara dan PT. BSP untuk meminimalisir penebangan pohon.

Kerja sama yang baik ini akhirnya membuahkan hasil. Tepat satu hari sebelum perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-72 atau tanggal 16 Agustus 2017, Desa Tomuan Holbung telah merdeka dari gelap. Anak-anak sekolah pun dapat belajar dengan baik pada malam hari.

Melihat kondisi seperti di atas, tidak mengherankan jika Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam berbagai kesempatan selalu mengungkapkan, program kelistrikan harus menjadi prioritas, karena listrik adalah pintu peradaban. Tanpa listrik, peradaban akan tumbuh dengan lamban. Dengan listrik, kualitas manusia akan lebih baik.

"Program kelistrikan nasional ini mati-matian harus dilakukan oleh pemerintah, paling kurang itu bisa menikmati listrik dengan yang dibutuhkan. Karena listrik ini adalah peradaban, kalau tidak ada listrik itu peradabannya pasti pelan ," ungkap Jonan. (RZ)

Bagikan Ini!