Energi Seismik Cenderungan Naik, Radius Aman G. Ili Lewotolok Diperluas
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
SIARAN PERS
NOMOR: 119.Pers/04/SJI/2024
Tanggal: 25 Februari 2024
Energi Seismik Cenderungan Naik, Radius Aman G. Ili Lewotolok Diperluas
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperluas radius aman G. Ili Lewotolok dari sebelumnya 1 km dari kawan menjadi 2 km dari kawah. Keputusan ini dikeluarkan PVMBG mempertimbangkan hasil dari pemantauan instrumental aktivitas vulkanik terkini Gunung Api Ili Lewotolok yang masih cukup tinggi.
"Sampai saat ini erupsi/letusan eksplosif masih tetap berlangsung dan menunjukkan peningkatan. Jangkauan lontaran lava (pijar) dominan masih di sekitar area kawah dan dapat menjangkau jarak sekitar 500 meter keluar dari kawah. Potensi ancaman bahaya dari lontaran lava/material pijar harus tetap diwaspadai yang sampai saat ini diperkirakan masih akan berada di dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas G. Ili Lewotolok," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan di Bandung, Minggu (25/2).
Selain mempertimbangkan potensi ancaman bahaya dari lontaran lava/material pijar tersebut, juga berdasarkan hasil pemantauan instrumental G. Ili Lewotolok terkini yang menunjukkan aktivitas vulkanik G. Ili Lewotolok masih cukup tinggi sehingga harus dilakukan perubahan jarak rekomendasi dalam tingkat aktivitas masih di Level II (Waspada).
"Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/kawah G. Ili Lewotolok," jelas Hendra.
Hendra juga meminta masyarakat untuk menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit guna menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik.
"Masyarakat sekitar G. Ili Lewotolok gunakan masker untuk menghindari gangguan pernafasan. Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Ili Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan," lanjut Hendra.
G. Ili Lewotolok secara administratif masuk ke dalam wilayah Kabupaten Lembata, Province Nusa Tenggara Timur. Posisi geografis puncak G. Ili Lewotolok berada pada 123? 30' 18" BT dan 8? 16' 18" LS dengan ketinggian 1423 m di atas permukaan laut. Pos Pengamatan G. Ili Lewotolok terdapat di Desa Laranwutun, Kecamatan Ili Ape pada koordinat 123o 28' 27,40" BT dan 8o 19' 07,60" LS.
Berdasarkan klasifikasi gunungapi di Indonesia, G. Ili Lewotolok yang terdapat di bagian utara daratan Pulau Lembata (Lomblen) merupakan gunungapi strato tipe A yang aktivitasnya tercatat sejak tahun 1660. Erupsi yang terjadi di kawah pusat pada Oktober 1852 merupakan erupsi yang merusak daerah sekitarnya serta erupsi yang menghasilkan kawah baru (K2) dan tembusan-tembusan solfatara di bagian lereng timur dari kerucut. (SF)
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama
Agus Cahyono Adi
Bagikan Ini!