Energy Bridge : Masa Depan Bagi Transportasi Energi

Rabu, 20 Agustus 2008 - Dibaca 4036 kali

Energy Bridge adalah suatu sistem gasifikasi dan pengiriman LNG lepas pantai. Sistem ini menggunakan kapal khusus yang dibuat untuk transportasi dan kondensasi LNG melalui fasilitas khusus di lepas pantai dan pinggir pantai.

Energy Bridge Regasification Vessel atau EBRV merupakan kapal tanker LNG yang didesain khusus untuk kondensasi dan pengiriman gas alam bertekanan tinggi. Kapal tanker tersebut diisi sebagaimana halnya kapal tanker pada umumnya, namun dapat mengeluarkan kargonya melalui tiga cara; dalam bentuk cair di terminal penerimaan umum, dalam bentuk gas melalui sambungan gas tekanan tinggi yang dimiliki oleh EBRV kedalam pelampung yang bersandar di lambung kapal, dan melalui saluran gas bertekanan tinggi di depan saluran LNG di EBRV.

Sebuah EBRV terdiri atas lima komponen utama, yakni: pompa cryogenic bertekanan tinggi (berfungsi untuk memompa LNG dari tabung kargo sebelum kondensasi), tabung kondensasi (mengubah LNG kembali menjadi bentuk gas), ketel berukuran besar (menyediakan uap yang diperlukan untuk tenaga kapal dan proses gasifikasi), pelampung (berfungsi sebagai tempat kapal bersandar dan untuk mengalirkan gas alam ke pipa bawah laut), dan tangki kargo LNG serta menara pemompa internal yang telah diperkuat (untuk menahan beban selama proses penyaluran).

EBRV dapat dioperasikan melalui beberapa cara; tertutup (closed loop), terbuka (open loop), dan kombinasi. Dalam sistem tertutup, uap dari ketel EBRV digunakan untuk memanaskan air yang disirkulasikan melalui tabung kondensasi di pabrik gasifikasi. Proses ini tidak banyak menggunakan air laut.

Sistem terbuka memompa air laut yang digunakan sebagai sumber pemanas. Air ini dialirkan melalui tabung kondensasi untuk mengkondensasi LNG tersebut. Selama proses ini berlangsung, temperatur air laut diturunkan sebesar 13 derajat Fahrenheit, oleh karena itu proses ini tidak cocok untuk air dengan temperatur dibawah 45 derajat Fahrenheit. Dalam sistem kombinasi, air laut dengan temperatur antara 45 derajat Fahrenheit dan 58 derajat Fahrenheit dapat digunakan untuk kondensasi LNG apabila dipanaskan terlebih dahulu menggunakan uap dari ketel EBRV.

Terdapat dua cara untuk mendistribusi gas dari EBRV, yaitu pada wilayah lepas pantai melalui melalui gateway, dan di pinggir pantai menggunakan sistem gas port. Dalam sistem gateway, EBRV akan disambungkan dengan beberapa pelampung bawah laut yang terikat ke dasar laut dengan menggunakan jangkar, rantai, dan tali baja. Setelah disambungkan, gateway berfungsi sebagai tempat bersandarnya EBRV pada saat dikeluarkannya gas alam melalui selang fleksibel yang dihubungkan dengan pipa bawah laut menuju infrastruktur pengiriman. Sistem gateway ini pada umumnya terletak 10 mil dari daratan.

Sistem gas port menggunakan "tangan" yang diletakkan di daratan, yang tersambung dengan saluran gas EBRV bertekanan tinggi. Gas alam tersebut akan dialirkan dengan menggunakan tekanan hilir pipa, sehingga memungkinkan bagi EBRV untuk berfungsi sebagai terminal peneriman LNG yang fleksibel. Sistem gas port dapat digunakan untuk pengaliran LNG dengan sistem across the dock sehingga memungkinkan kapal LNG biasa untuk dapat menyalurkan muatannya langsung ke EBRV tanpa mengganggu aliran gas.

Bagikan Ini!