IEA Lepas 60 Juta Barel Minyak Mentah

Senin, 27 Juni 2011 - Dibaca 2089 kali

JAKARTA - 23 Juni 2011 lalu, International Energy Agency (IEA) mengumumkan bahwa 28 negara anggota IEA telah sepakat untuk melepaskan 60 juta barel minyak di bulan mendatang sebagai langkah menghadapi gangguan pasokan minyak akibat konflik geopolitik di negara-negara produsen minyak di Timur Tengah dan Afrika. Negara-negara anggota IEA menyetujui untuk melepas 2 juta barel minyak per hari dari cadangan darurat minyak mereka untuk memastikan kecukupan pasokan minyak global.

Sebagaimana diketahui, konflik geopolitik di Libya awal tahun ini telah memangkas produksi minyak mereka hingga lebih dari dua-pertiga. Dari produksi normal 1,6 juta barel per hari (bph), menjadi kurang dari 500.000 bph. Tidak hanya di Libya, pasokan global berkurang karena konflik di negara-negara penghasil minyak seperti Nigeria, Yaman, Suriah, dan Sudan. Akibatnya, harga minyak dunia bertahan di atas US$ 100 per barel dalam kurun yang cukup lama.

Sebelumnya, negara-negara pengekspor minyak dunia (OPEC) diharapkan dapat menutupi kekurangan pasokan dengan menaikkan output usai pertemuan OPEC 8 Juni 2011 di Wina. Namun, kegagalan OPEC mencapai kesepakatan meningkatkan produksi (produksi tetap pd 24,84 juta bph sejak Januari 2009), menimbulkan kekhawatiran berkurangnya pasokan minyak dunia hingga akhir tahun ini.

Menurut Direktur Eksekutif IEA, Nobou Tanaka, langkah IEA melepas 60 juta barel minyak ke pasar minyak dunia ini merupakan ketiga kalinya dalam sejarah negara-negara IEA memutuskan untuk bertindak bersama dalam rangka memastikan kecukupan pasokan minyak di pasar global.

Tanaka mengungkapkan, total stok minyak negara-negara IEA lebih dari 4,1 miliar barel, dimana sekitar 1,6 miliar barel merupakan stok darurat. Negara pengimpor minyak yang tergabung dalam IEA memiliki kewajiban untuk menahan cadangan darurat setara 90 hari impor bersih. Negara-negara IEA memiliki stok di atas jumlah minimum saat ini, yakni setara 146 hari impor bersih (http://iea.org/netimports.asp).

30 hari ke depan IEA akan meninjau kembali pengaruh aksi mereka dan memutuskan langkah-langkah yang akan diambil kemudian untuk menjaga kecukupan pasokan minyak dunia. (KO/http://iea.org)

Bagikan Ini!