Kendaraan Listrik, Aksi Nyata Wujudkan Energi Lebih Bersih dan Ramah Lingkungan

Minggu, 20 November 2022 - Dibaca 2142 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 472.Pers/04/SJI/2022

Tanggal: 20 November 2022

Kendaraan Listrik, Aksi Nyata Wujudkan Energi Lebih Bersih dan Ramah Lingkungan

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Kepala Staf Kepresidenan Indonesia Moeldoko bersama-sama konvoi mengendarai motor listrik di acara Electric Vehicle "FUNDAY" di Jakarta, Minggu (20/11). Acara ini merupakan bagian dari sosialisasi penggunaan motor listrik kepada masyarakat yang akan dilaksanakan dalam 4 minggu ke depan bersamaan dengan kegiatan Car Free Day (CFD).

Pemerintah terus mendorong program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk mewujudkan penggunaan energi yang lebih bersih, pengurangan impor BBM, penghematan devisa serta penurunan emisi CO2. Salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan melaksanakan program konversi sejak satu tahun yang lalu yang diinisiasi oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Kita coba kegiatan ini, konversi kendaraan listrik ini sudah kita lakukan sejak tahun lalu, kita coba mengkonversi motor bekas menjadi motor listrik," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif usai konvoi motor listrik.

c-WhatsApp%20Image%202022-11-20%20at%200Menurut Arifin, pertumbuhan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat cenderung terus meningkat dan tentunya hal ini akan membuat pasokan BBM meningkat dan untuk menguranginya maka kondaraan listrik harus diperbanyak.

"Pertumbuhan kendaraan berbahan bakar BBM kecenderungannya naik terus, informasi dari Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas), total kendaraan roda dua berbahan bakar BBM itu ada 120 juta unit dan itu kencenderungannya naik terus 4-5% per tahun serta mobil BBM ada 20 juta lebih yang kecenderungannya juga naik terus," sambung Arifin.

Berbeda dengan kebutuhan BBM yang mengalami peningkatan, lifting migas nasional justru terus mengalami penurunan karena memang usia sumur yang sudah tua. "Sementara permintaan BBM-nya semakin tinggi. Maka impor kita makin banyak, subsidi makin besar," jelas Arifin.

Lebih Hemat dan Tekan Emisi

Program konversi kendaraan listrik yang dilakukan Kementerian ESDM memiliki beberapa keuntungan, baik dari sisi biaya bahan bakar dan pergantian oli maupun emisi karbondioksida (CO2).

"Hasil percobaan konversi motor listrik di atas 10 tahun yang sudah kita lakukan itu jika menggunakan bahan bakar BBM untuk 30 KM akan menghabiskan BBM 1 liter. Misalnya, Pertalite dengan harga Rp10.000, tetapi jika diganti dengan motor listrik hanya memerlukan daya listrik 1 Kilo Watt yang harganya Rp1.600. Jangan lupa juga motor BBM setiap tahun harus ganti oli itu kurang lebih Rp2-2.5 juta pertahun, dengan motor listrik hal itu tidak ada lagi," ungkap Arifin.

Selain penghematan, keuntungan lain adalah penurunan emisi CO2 yang tentunya sejalan dengan target net zero emission (NZE) pada tahun 2060. "Jika 140 juta unit seluruh kendaraannya diganti dengan listrik, maka kita dapat mengurangi emisi 100 juta ton CO2 tiap tahun. Target kita 2060 emisi kita bisa nol, kita bisa pakai semua potensi energi baru yang ada di seluruh Indonesia," ujar Arifin.

Arifin menyakini program motor listrik ini akan menimbulkan efek berganda di sektor lainnya, seperti manufaktur hingga pertumbuhan bengkel-bengkel motor listrik. "Saya yakin, kalau kegiatan ini bisa jalan, kegiatan ekonomi juga akan meningkat, mulai dari bengkel, manufacturing pabrik-pabrik yang membuat komponen motor listrik akan bergerak semua dan ini produksi Indonesia," pungkas Arifin.

Sementara, Budi Karya Sumadi mangatakan, merupakan suatu kebanggan menggunakan kendaraan listrik karena hal tersebut merupakan suatu keharusan dan bukan sebuah pilihan. "Motor listrik itu keren, enak banget tidak ada suaranya, kenceng dan bisa ngebut," ujar Budi.

c-WhatsApp%20Image%202022-11-20%20at%200Budi mengungkapkan, salah satu faktor pendorong bagi masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik adalah bahan bakar yang ramah lingkungan. "Bahan bakar fosil, BBM, itu kita tinggalkan, jadi sesuatu yang luar biasa. Idealisme itu salah satu faktor yang membuat masyarakat beralih ke EV. Faktor lainnya, energi yang lebih bersih, penghematan 75% per hari untuk pengeluaran bahan bakar dan untuk negara tentunya akan mengurangi besaran subsidi," kata Budi.

Menggunakan kendaraan listrik tidak menggunakan bahan bakar yang disubsidi oleh Pemerintah, dengan demikian subsidi dapat dialihkan ke sektor lainnya. "Devisa yang selama ini kita hambur-hamburkan untuk subsidi bahan bakar fosil itu bisa dialihkan untuk subsidi yang lain," lanjut Budi.

Peluang Bisnis Baru

Berbeda dengan Menteri ESDM dan Menteri Perhubungan, Kepala Staf Kantor Kepresidenan Moeldoko menyatakan, terbitnya Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 2022 yang mengharuskan secara periodik untuk mengganti kendaraan-kendaraan yang ada di Pemerintahan Pusat/Daerah maupun TNI/Polri menjadi kendaraan listrik merupakan sebuah tantangan dan peluang.

"Inpres ini betul-betul menjadi tantangan dan peluang. Tantangan bagi Pemerintah karena harus mengadakan sejumlah barang untuk memenuhi kebutuhan di instansinya. Ini juga peluang bagi pengusaha, mestinya harus diambil karena mencari demand itu susah, tetapi sekarang justru suplai-nya yang tidak mencukupi," ujar Moeldoko yang juga Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo).

Sebagai informasi, penggunaan mobil listrik akan menghemat biaya bahan bakar dan perawatan sebesar Rp17,62 juta per tahun. Manfaat bagi Pemerintah untuk 1 juta mobil listrik, menekan impor BBM 1,5 juta kilo liter, menyelamatkan devisa sebesar Rp13,02 triliun, penurunan emisi CO2 3,21 juta ton/tahun, dan peningkatan konsumsi listrik 2,2 TWh/tahun

Sedangkan untuk pengguna motor listrik (konversi dan baru) akan didapat penghematan biaya BBM sebesar Rp2,68 juta/tahun. Manfaat bagi Pemerintah untuk 900 ribu unit motor pada tahun 2025 adalah menekan BBM 0,32 juta KL/tahun, menekan kompensasi Pertalite Rp0,48 triliun/tahun, penurunan emisi CO2 Rp0,61 juta ton/tahun, dan peningkatan konsumsi listrik 0,38 TWh/tahun. (SF)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama

Agung Pribadi (08112213555)


Bagikan Ini!