Kerusakan Bangunan Akibat Gempa Dipengaruhi Kondisi Fisik Bangunan dan Lokasi Geologis

Selasa, 8 September 2009 - Dibaca 8801 kali

JAKARTA. Berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan Tim Tanggap Darurat, Badan Geologi, DESDM, mayoritas bangunan yang mengalami kerusakan akibat guncangan gempa Tasikmalaya menimpa bangunan dengan kondisi fisik yang rapuh yaitu rumah / bangunan tidak berstruktur.Dalam acara Konferensi Pers yang diselenggarakan di lobby Gedung Sekretariat Jenderal DESDM, Selasa (8/9), Kepala Badan Geologi, R. Sukhyar menyimpulkan, 70% bangunan yang mengalami kerusakan masuk dalam kategori A, 20% tipe B dan 10% tipe C."Kartegori A adalah bangunan/rumah yang tidak berstruktur (tidak memiliki beton bertulang/kolom), tipe B adalah bangunan/rumah yang berstruktur sederhana sedang tipe C adalah tipe bangunan/rumah yang memiliki struktur yang baik-sangat baik", jelas Kepala Badan Geologi."Kerusakan banguna/rumah selain akibat kondisi fisik bangunan itu sendiri juga dipengaruhi kondisi geologis bangunan/rumah berada yakni batuan penyusun dibawahnya", lanjut Beliau.Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diterima dari Satkorlak PB Provinsi Jawa Barat tanggal 8 September 2009, pukul 12.00 WIB, gempa akibat tumbukan antara lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia.tersebut menyebabkan sebanyak 64.413 unit rumah rusak berat dan 134.294 unit rusak ringan di Provinsi Jawa Barat. Data tersebut mencakup 14 kab/kota di Jawa Barat (Kab. Cianjur, Garut, Sukabumi, Tasikmalaya, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Bogor, Kuningan, Ciamis, Kota Banjar, Kab. Purwakarta, Kota Tasikmalaya, Kab. Majalengka dan Kab. Subang).Kerusakan terbanyak terdapat di Kabupaten Bandung yaitu, 15.156 unit rumah roboh/rusak berat, 26.400 unit rumah rusak ringan, 281 unit tempat ibadah rusak berat, 166 unit sekolah rusak berat, 369 unit sekolah rusak ringan dan 43 unit kantor rusak ringan.Untuk menghindari kerusakan bangunan/rumah yang parah akibat guncangan gempa kedepannya Kepala Badan Geologi menyarankan, pembangunan pemukiman baru hendaknya memperhatikan daya dukung geologi dan morfologi serta struktur bangunan.

Bagikan Ini!