Konversi BBM ke BBG Bukan Yang Pertama

Kamis, 8 Maret 2012 - Dibaca 2094 kali

JAKARTA - Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Evita Herawati Legowo meminta pengertian masyarakat untuk tetap mendukung program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG), walaupun nantinya disetujui opsi kenaikan harga pada tahun ini.

"Untuk konversi, Pemerintah tidak akan grusa-grusu, walaupun ini bukan yang pertama di Indonesia," ujar Dirjen Migas pada FGD Akslerasi Pemanfaatan Gas sebagai Bahan Bakar Transportasi di Jakarta (01/03/2012).

Evita memaparkan, program konversi BBM ke BBG bukan program baru, tetapi mengintensifkan program yang telah dimulai 1987, dan didorong lagi pada 2002. "Saat ini konversi ke BBG kembali didorong dengan komitmen penggunaan gas yang lebih pasti," ungkap Evita.

Menurut Evita, di dalam UU APBN, selain diminta mengatur, Pemerintah juga diminta menghemat serta menggunakan bahan bakar lain.

APBN mengamanatkan subsidi sebanyak Rp 123 triliun dan volume BBM 40 juta KL saja. Sehingga, ujar Evita, walaupun telah dinaikkan, belum tentu volume dapat kita capai bila kita tidak melakukan pengaturan.

"Mohon pengertiannya, karena ini negara kita bersama, bila dibiarkan APBN akan terlalu berat, sehingga program pengaturan ini harus terus kita lakukan," pungkas Evita. (KO)

Bagikan Ini!