Lewati Banjir Hantar Farid Tembus Nilai Ambang Batas

Senin, 10 Februari 2020 - Dibaca 1327 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 066.Pers/04/SJI/2020

Tanggal: 10 Februari 2020

Lewati Banjir Hantar Farid Tembus Nilai Ambang Batas

Menembus nilai ambang batas atau passing grade Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) bukan perkara mudah bagi Farid Subakti Anwar. Raihan angka 371 jadi bukti kegigihan Farid membuka harapannya kembali bisa mengabdikan diri di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) setelah gagal di dua kesempatan sebelumnya.

Bibir peserta berumur 32 tahun tersebut nampak gugup mengungkapkan keberhasilannya. Tubuh Farid masih tak tenang, soal-soal SKD masih membayangi pikirannya. Pensil yang ia genggam, digores-goreskan di balik kartu peserta. Ia tak henti menghitung perolehan hasilnya.

Farid tunjukkan coretan rincian nilai Tes Karakteristik Pribadi (TKP) di angka 126. Rasanya, nilai ini masih jadi momok tersendiri bagi lulusan Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta tersebut. Pada tahun 2015, awal mengikuti tes SKD CPNS Kementerian, Farid merasakan hal yang sama.

"TKP ini mepet di passing grade. Saya terlalu lama (ngerjain) di soal TIU, logika, soal cerita, jadi waktu ngerjain TKP terbatas," sesal Farid sesaat usai keluar dari pintu lokasi Computer Tes Assisted di Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara (BKN) VII Banjarmasin, Senin (10/2).

Kendati begitu, Farid bersyukur sekali atas jerih payahnya kali ini. Skor Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) mencapai 105 dan Tes Intelegensi Umum (TIU) hampir sempurna yakni 140. Farid mengungkapkan, tantangan menghadapi karakteristik soal SKD kali ini berbeda dengan tes sebelumnya. Guna menghadapi tes SKD CPNS kali ini, Farid pun memang banyak belajar mengerjakan contoh soal-soal seputar TWK.

"Kalau dulu TWK lebih banyak hafalan, kalau sekarang tak lihat lebih ke pemaknaannya disangkutkan dengan keseharian bermasyarakat. Kalau TIU masih sama, matematika dasar dan analisnya," ujar pria lulus Teknik Pertambangan angkatan 2006 tersebut.

Perolehan skor Farid menempatkan dirinya menempati peringkat kedua pada sesi pertama se-Kementerian ESDM di Banjarmasin. Farid berharap, nilai yang ia kantongi kali ini bisa jadi modal untuk mengikuti tes selanjutnya (SKB) dan menjadi bagian dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba).

Alasan Farid yang utama adalah pengembangan sumber daya manusia di Kementerian ESDM. Berbekal dari pengalaman teman-temannya yang sudah terlebih dahulu menjadi ASN. Ia mengakui, mengabdi langsung kepada negara punya nilai lebih dibanding pekerjaanya saat ini. "Biarpun jadi PNS, pengembangan ASN sekarang lebih bagus," ungkap Farid.

c-WhatsApp%20Image%202020-02-10%20at%201

Farid tak memungkiri posisi sebagai pekerja tambang batubara di Borneo saat ini penuh tantangan. Ia berharap dengan bergabung jadi ASN, kehidupan finansial lebih stabil. Pilihan langkah Farid pun didukung penuh oleh manajemen perusahaannya. "Kestabilan kerja penting sih, bos saya juga dukung," ungkapnya.

Jalan Farid mengikuti tes di Banjarmasin dilalui dengan perjalanan jauh. Farid mesti menempuh perjalanan lebih dari 8 jam menuju lokasi dan mencari penginapan di dekat Kantor Regional BKN Banjarmasin. "Kalau normal sih 5 jam naik travel, tapi berhubung ada banjir jadi lebih dari itu. Ini saya harus buru-buru untuk balik, besok harus kerja lagi," tutur Farid usai melihat skor ujiannya yang terpampang secara real time.

Memang, perjuangannya terbilang masih panjang. Farid harus menunggu hasil seleksi untuk formasi yang sama di kota lainnya, karena yang akan mengikuti tes selanjutnya (SKB) akan diurutkan berdasar nilai tertinggi. "Ini terbaik yang sudah saya lakukan," pungkas Farid.

Ia merasa senang makin tahun sistem tes CPNS makin memudahkan peserta dari sisi administrasi dan ambang batas nilai. "Lebih simpel yang sekarang. Semuanya serba digital, gak harus kirim-kirim dokumen lagi," ungkapnya. Tak hanya itu, berdasarkan Peraturan Menteri PAN - RB, nilai passing grade pengadaan CPNS tahun 2019 lebih rendah yakni, nilai minimum kumulatif untuk formasi umum sebesar 271 dengan rincian, Tes Karakteristik Pribadi: 126, Tes Intelegensia Umum: 80 dan Tes Wawasan Kebangsaan: 65.

Sebagai informasi, nilai tertinggi saat ini masih dicatatkan oleh Nabila Nuswantara (25 tahun) lulusan Teknik Elektro Universitas Udayana Bali, dengan total nilai 415 dari serangkaian tes SKD Kementerian ESDM yang dilakukan di Ambon, Palembang, Bali, Makassar dan Banjarmasin.

Untuk formasi tahun 2019, Kementerian ESDM membuka lowongan untuk 50 formasi CPNS, terdiri dari 20 jabatan yang akan ditempatkan di unit penempatan kerja, dengan kebutuhan Kementerian ESDM sebanyak 43 formasi umum, 5 formasi cumlaude, 1 formasi disabilitas dan 1 formasi putra-putri Papua dan Papua Barat. (NA)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama

Agung Pribadi (08112213555)

Bagikan Ini!