Margin Industri Batubara Indonesia Mencapai Diatas 22 %

Rabu, 29 Juli 2009 - Dibaca 7925 kali

BALI. Kinerja industri batubara Indonesia dalam tiga tahun terakhir tercatat sangat bagus. Mengutip hasil laporan PricewaterhouseCoopers, menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Batubara Indonesia (APBI) Supriatna Suhala, Net Profit Margin industri batubara Indonesia sebesar 22,5% tahun 2006, 29,2% tahun 2007 dan tahun 2008 sebesar 22,8%.''Industri batubara di Indonesia memperlihatkan neraca keuangan yang terus menguntungkan, Debt to Equity Ratio yang menurun dan asset yang terus meningkat,'' papar Direktur Eksekutif APBI Supriatna Suhala pada acara ASEAN Forum on Coal (AFOC) di Bali beberapa waktu lalu. Pertemuan dihadiri delegasi dari Malaysia, Brunei, Philipinan, Thailand, Myanmar, Laos dan Indonesia sebagai tuan rumah.Diungkapkan pula, indikator kinerja lainnya adalah EBITDA Margin sebesar 41,2% tahun 2006, 48,6% tahun 2007 dan 38,7% tahun 2008. Untuk Return on Capital Employed sebesar 26,0% tahun 2006, 40,6 % tahun 2007 dan 24,1% tahun 2008. Return on Shareholders fund sebesar 39,4% tahun 2006, 63,7% tahun 2007 dan 39,0% tahun 2008. Sedang Net Debt to Equity Ratio sebesar 46,5% tahun 2006, 23,9% tahun 2007 dan tahun 2008 sebesar 27,8%.''Investasi sub sektor pertambangan juga terus mengalami pertumbuhan kendati iklim investasi masih perlu terus ditingkatkan,'' papar Supriatna Suhala. Pada tahun 2006 sebesar USD 1.126 juta, tahun 2007 sebesar USD 1.180 juta dan tahun 2008 mencapai USD 1.435 juta. Untuk tahun 2009 ditargetkan juga masih akan mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya dengan adanya rencana proyek-proyek baru maupun pengembangan.Diungkapkan pula, secara umum industri pertambangan memberikan sumbangan penting terhadap perekonomian Indonesia. Misalnya, memberikan sumbangan terhadap GDP sebesar 3% tahun 2006 dan 4% tahun 2007. Industri pertambangan juga memberikan kontribusi terhadap pembangunan regional dan pengembangan masyarakat setempat sebesar 26% tahun 2006 dan 70% tahun 2007. Sumbangan bagi pertumbuhan penerimaan negara (pajak, royalti dan berbagai penerimaan negara lain) sebesar 27% atau menjadi USD 3,4 miliar tahun 2006 dan 40% atau menjadi USD 4,8 miliar tahun 2007. Angka ini merupakan yang tertinggi selama 10 tahun terakhir. Sedang tenaga kerja yang diserap meningkat sebesar 3% dari 38.000 tahun 2006 menjadi 38.500 tahun 2007.

Bagikan Ini!