Menteri ESDM Hadiri Pertemuan Tingkat Menteri OPEC

Rabu, 23 Desember 2009 - Dibaca 3746 kali
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIASIARAN PERSNOMOR: 85/HUMAS DESDM/2009Tanggal: 23 Desember 2009Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri OPEC ke-155 di Luanda, Angola
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) ke-155 di Luanda, Angola, 22 Desember 2009. Pertemuan tersebut dibuka oleh Perdana Menteri Angola dan dipimpin oleh Menteri Perminyakan Angola yang saat ini menjabat selaku Presiden OPEC.Dalam sambutannya, Menteri ESDM menegaskan komitmen Indonesia untuk tetap menjalin persahabatan dengan negara-negara anggota OPEC. Meskipun Indonesia sudah tidak lagi merupakan anggota penuh, Indonesia menghargai upaya OPEC untuk menjaga stabilitas pasar minyak dunia, bahkan Indonesia akan mendukung upaya OPEC dengan menjembatani antara kepentingan OPEC dan aspirasi konsumen, khususnya negara-negara berkembang.Sidang ke-155 Konferensi OPEC memutuskan untuk mempertahankan tingkat produksi minyak OPEC sambil terus mengevaluasi perkembangan pasar minyak dunia untuk mengantisipasi setiap perkembangan yang terjadi.Disela-sela kesibukan pertemuan tersebut, delegasi Indonesia yang juga terdiri dari Direktur Jenderal Migas, Direktur Utama Pertamina serta staf KBRI Windhoek, Namibia merangkap Angola, mengadakan pembicaraan bilateral dengan negara-negara anggota OPEC, khususnya Angola, Irak, Qatar dan Libya, terkait kerjasama bilateral dalam bidang pengusahaan minyak dan gas. Khusus dengan Angola juga dijajaki kerjasama peningkatan kapasitas tenaga perminyakan Angola melalui joint study dan pelatihan di Indonesia. Selain itu, Menteri ESDM juga berkesempatan untuk mengadakan pertemuan dengan masyarakat Indonesia yang tinggal di Luanda, yang umumnya merupakan tenaga ahli dalam bidang konstruksi dan perminyakan.Kunjungan Menteri ESDM ke Angola merupakan kunjungan pejabat setingkat Menteri yang pertama kali sejak hubungan diplomatik antara Indonesia dan Angola dibuka pada bulan Agustus 2001.
Kepala Biro Hukum dan HumasSutisna Prawira

Bagikan Ini!