Menteri ESDM : Kepastian Harga BBM Sedang Dimatangkan

Selasa, 30 April 2013 - Dibaca 1815 kali

JAKARTA - Beban berat yang mesti ditanggung APBN guna meneruskan program subsidi untuk BBM mengharuskan pemerintah mengurangkannya dan menerapkannya secara ketat agar lebih tepat volume dan sasaran tidak seperti yang terjadi sekarang ini, subsidi BBM lebih banyak dinikmati kalangan berpunya (77% kalangan mampu). Pengurangan beban subsidi akan dilakukan pemerintah dengan menaikkan harga BBM Bersubsidi dalam batas yang masih tidak memberatkan masyarakat dan saat ini menurut Menteri ESDM, Jero Wacik besaran harga dan opsi yang akan diterapkan dalam tahap pematangan.

" Kepastian harga BBM Bersubsidi sedang dimatangkan lagi. Subsidi BBM di APBN tinggi sekali, hampir 300 triliun, itu mulanya, kemudian, ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, habis uang kita, habis APBN kita kesana, kemudian ada survei yang dilakukan UI dan UGM, ternyata yang menikmati subsidi BBM itu 77% orang yang mampu jadi kesimpulannya subsidi salah sasaran, kita ingin mensubsidi orang yang kurang mampu tetapi yang dapat subisidi orang yang mampu," ujar Menteri ESDM, Jero Wacik dalam acara Apakabar Indonesia Malam di sebuah stasiun televise nasional, Senin (29/4/2013).

Berdasarkan hal itu menurut Menteri, maka dicarilah cara bagaimana menurunkan beban subsidi BBM tersebut. Mengenai teknis pelaksanaanya bagaimana, saat ini sedang dibahas. Ada berbagai macam opsi yang ada dipemerintah, seperti penerapan premium dua harga atau dinaikkan seluruhnya dalam batas yang wajar dengan tetap melindungi kalangan yang tidak mampu.

"Semua sepakat untuk mengurangi subsidi BBM. Ada yang mengusulkan cara yang paling mudah yaitu, naikkan saja, 4.500 naikkan saja ke 9.500 keharga keekonomian, ini memang salah satu opsi, itu kalau Pemerintah mau gampang dan tidak punya hati kepada rakyat miskin ya itu yang kita ambil, namun tidak mungkin itu yang pemerintah ambilkemudian ada opsi yang lain, biarkan saja, kita diamkan saja di 4.500, seperti saat ini, apa yang akan terjadi, makin berat APBN kita dan bahaya, ekonomi nasional terancam, sehingga Presiden meminta kepada kami untuk mencari opsi yang dapat menyelamatkan ekonomi nasional tetapi bagian yang miskin tetap terlindungi. Maka munculah opsi, untuk melindungi yang miskin tetap ada yang harga 4.500 untuk motor, angkot dan ada harga yang naik untuk plat hitam, mobil pribadi yang dibahas beberapa waktu lalu sebesar 6.500." imbuh Wacik.

Perkembangan opsi dua harga itu ternyata dalam kajiannya akan menimbulkan kesulitan dalam implementasi dilapangannya terutama didaerah-daerah yang hanya memiliki SPBU satu-satu, selanjutnya mengerucutlah pada opsi satu harga.

Menteri menambahkan, "kalau ada kenaikan harga BBM maka akan ada inflasi yang akan berdampak kepada yang miskin, karena itu Presiden meminta kepada jajarannya apa kompensasi bagi yang miskin untuk mengurangi bebannya. Beliau (Presiden) mengatakan Kalau nanti disesuaikan harganya maka pada hari yang sama harus sudah terdistribusi kompensasinya, ujar Wacik.

Sementara itu Menteri Koperasi dan UKM, Syarief Hasan menyatakan, kompensasi untuk kalangan yang tidak mampu akan dialokasikan untuk penambahan beras Raskin, bantuan beasiswa miskin tambahan kemudian program keluarga harapan tambahan dan sedikit bantuan tunai langsung.

"Orang yang berpunya mengalahlah sedikit, membeli BBM yang lebih mahal dan yang tidak berpunya akan kami berikan kompensasi sehingga benar-benar pemerintah ini adil. Ini memang betul-betul bagaimana memproteksi yang miskin dan bukan untuk kepentingan politis, kalau ada kecurigaan oleh temen-temen partai yang lain maka saat penyerahannya BLTnya dapat dilakukan bersama-sama semua partai," tutur Wacik. (SF)

Bagikan Ini!