Menteri ESDM Tinjau Pabrik Feronikel Pomalaa, PT Antam

Kamis, 5 Maret 2015 - Dibaca 3617 kali

POMALAA - Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said pagi ini, Kamis (5/3/2015) meninjau Pabrik Feronikel Pomalaa milik PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Nampak hadir mendampingi Menteri dalam peninjauan, Bupati Pomalaa, Direktur Jenderal Mineral Dan Batubara, R. Sukhyar serta Direktur Utama PT Antam (Persero) Tbk, Tato Miraza.

Pabrik Feronikel Pomalaa terdiri dari empat pabrik, pertama pabrik FeNi I yang telah beroperasi sejak tahun 1976 dengan kapsitas terpasang 5.500 TNi per tahun, pabrik FeNi II beroperasi sejak tahun 1995 dengan kapasitas terpasang 6.500 TNi per tahun, pabrik FeNi III, beroperasi sejak tahun 1997 dengan kapasitas 15.000 TNi per tahun. Dan untuk meningkatkan kapasitas produksi pabrik, saat ini PT Antam sedang membangun pabrik FeNi ke IV yang ditargetkan akan commisioning pada bulan September 2015.

Proses pengolahan yang dilakukan PT Antam untuk meningkatkan nilai tambah produk feronikel ini harus terus didukung dan didorong karena menurut Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said jangan sampai kita hanya memiliki bahan mentah saja yang harus membayar dua kali.

" Saya ingat waktu di kampung itu, panen padi kemudian gabahnya dikirim ke tempat lain karena tidak memiliki penggilingan, nah untuk makan berasnya diambil dari tempat lain juga, jadi kami dikampung itu mesti membayar dua kali, mendapatkan gabah yang nilainya rendah kemudian membeli beras yang harganya tinggi. Kira-kira begitulah industri kita selama ini," demikian Menteri ESDM mengilustrasikan.

"Istilah mereka, mengekspor tanah air, mengekspor bahan mentah berbelas tahun," ujar Menteri.

Selanjutnya Menteri mengatakan, jangan sampai kita ketergantungan bahan baku untuk industri. Seperti misalnya kita ingin membuat senjata api namun bahan bakunya didapat dengan cara mengekspor. " saya punya pengalaman saat memimpin PT Pindad, saya pikir bahannya senjata yang utama seperti baja, timah dan tembaga, dan saya mendengar lama sekali di Bangka ada timah dan di Papua ada tembaga dan dimana-mana ada besi tapi ternyata seluruh komponennya itu impor,"pungkas Menteri.

Menteri ESDM mengapresiasi apa yang sudah dilakukan PT Antam di Pomalaa ini, dan berharap apa yang sudah dikerjakan selama ini dapat lebih ditingkatkan lagi. " Mudah-mudahan apa yang sudah dilakukan PT Antam ini dapat dilanjutkan dan ditingkatkan terus dan saya setuju bahwa CSR itu harus menjadi "jembatan" antara dunia usaha dengan masyarakat dan itu adalah bagian dari manfaat yang ditebarkan bagi lingkungan," tambah Menteri (SF)

Bagikan Ini!