MESDM : Kita Harus Bisa Mentransformasikan Kekuatan SDA Menjadi Kekuatan SDM
JAKARTA - Sumber daya alam merupakan karunia Tuhan yang diamanahkan untuk dapat ditransformasikan menjadi suatu sumber daya yang berkelanjutan. Berdasarkan pemikiran tersebut maka pengelolaan sektor ESDM memiliki satu muara tujuan yaitu mengkonversi keunggulan potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia berupa Sumber Daya Alam (SDA) energi dan mineral yang dikenal sebagai comparative advantage yang merupakan keunggulan bersifat "sementara" menjadi keunggulan yang bersifat kualitas (competitive advantage). "Dalam kesempatan ini, saya mengajak kita semua untuk berani menelaah hasil segala usaha dan kerjasama kita selama ini. Tentu saja kita harus mensyukuri segala capaian dan berbagai sarana/prasarana yang kita hadirkan dengan modal dari pengelolaan sumber daya alam dan mineral di Indonesia. Tetapi, itu tidak berarti apa yang kita hasilkan sudah memuaskan apabila kita ingin terus berkembang dengan lebih baik," tutur Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh saat memberikan sambutan pada Apel HUT Pertambangan dan Energi Ke-66 di Museum Migas, TMII, Jakarta, Rabu, (28/9/2011).Sumbangan sektor ESDM kepada APBN masih yang terbesar, lanjut Menteri, 30 hingga 40% setiap tahun. Tetapi, sekitar 20% dari APBN dikeluarkan kembali untuk subsidi energi. Besarnya subsidi itu mengindikasikan setidaknya dua hal, biaya produksi yang relatif belum cukup rendah, tetapi yang lebih jelas lagi adalah fakta daya beli sebagian besar rakyat yang masih rendah. Inilah yang menjadi kewajiban kita bersama di sektor ESDM, baik itu pemerintah, pengusaha maupun wakil rakyat. Ke depan kita harus bisa mentransformasikan beragam kekuatan alam Indonesia dalam sumber daya alam dan mineralnya menjadi sumber daya manusia yang handal, lebih produkif dan berdaya beli. Setelah 100 tahun lebih kita hidup dengan produksi minyak, termasuk di dalamnya 55 tahun bersama minyak di zaman Republik, ternyata masih sangat besar rakyat kita, tenaga kerja kita yang bergerak di sektor informal. Hal itu berkaitan dengan tingkat pendidikan dan berujung pada rendahnya produktivitas serta daya belinya, imbuh Menteri. Menteri ESDM kembali mengajak, "pengusaha di sektor ESDM, untuk terlibat lebih aktif dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja Indonesia, baik dari segi kulaitasnya maupun kuantitasnya, baik di daerah penghasil maupun di daerah padat penduduk guna ikut mengangkat taraf kehidupannya."SDM yang lebih produktif, akan lebih mampu membeli energi, sehingga dana APBN yang seharusnya untuk mensubsidi dapat lebih banyak digunakan untuk pembangunan sumber daya berkelanjutan maupun infrastruktur yang lebih kita perlukan".ujarnya. (SF)
Bagikan Ini!