Penyesuaian Tarif Dasar Listrik Bukan Karena PLN "Salah Minum"
JAKARTA - Pemerintah berencana tahun 2013 mendatang akan menaikan tariff tenaga listrik sebesar 15% secara bertahap untuk golongan pelanggan diatas 900 VA. Penyesuaian tariff ini menurut Wakil Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Rudi Rubiandini adalah untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan pasokan listrik, pembangunan infrastruktur, mengantisipasi kenaikan kurs rupiah terhadap dollar amerika dan bukan karena pemakaian BBM sebagai bahan bakar pembangkit yang berlebihan.
"Ekonomi Indonesia membutuhkan energi untuk ini maka 90% kenaikan listrik harus terjadi di 2013, kita ingin meningkatkan elektrifikasi dari rata-rata nasional kira-kira 75% akan kita naikkan menjadi 77%. Dengan cara, tahun ini akan kira-kira 3.178 MW yang akan on Stream untuk listrik dan kemudian akan dibangun jaringan untuk penambahan sambungan pelanggan baru kira-kira sekitar 3,1 juta ditambah lagi untuk mengganti jaringan-jaringan lama dan tua, untuk semua kegiatan itu diperlukan maka kita membutuhkan dana tambahan yang sebelumnya Rp 60 triliun menjadi Rp 93 trilun, namun kita tidak memerlukan hingga Rp 93 triliun, yang kita perlukan hanya sebesar Rp 78 triliun," ujar Wakil Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Rudi Rubiandini dalam wawancara dengan stasiun televise nasional beberapa hari lalu.
Dijelaskan Rudi, "kenaikan listrik tidak mengurangi subsidinya namun untuk meningkatkan tingkat kelistrikan didaerah yang belum tersentuh, untuk meningkatkan pasokan energy, untuk menutupi yang kebutuhan pertumbuhan 9% dan kemudian untuk mengurangi byar pet yang selama ini menjadi complain, jadi untuk menutupi itu semua diperlukan dana tambahan".
Dana tambahan tersebut menurut Rudi, "bukan berarti bahwa APBNnya turun, tidak, yang tahun lalu hanya Rp 64 triliun, kalau tidak ada kenaikan berarti kita harus menambah kira-kira 30 trilun, nah dengan kenaikan, kita selamatkan agar nambahnya 15 triliun dari pemerintah dan 15 triliun lagi dari pelanggan golongan 900 VA keatas".
Pembagian beban anggaran tersebut menurut Rudi merupakan sebuah titik optimasi, ini bukan titik maksimun yang membuat rakyat senang, ini tidak nyaman memang, tapi ketidaknyamanan ini kita pilih sedemikian rupa masih aman bagi negara, masih aman bagi masyarakat dan masih kita ingin memajukan kelistrikan nasional untuk meningkatkan rasio elektrifikasinya.
"Pemerintah sudah berusaha maksimum untuk memenimalkan beban Negara dan masyarakat, dampak kenaikan tarif tenaga listrik ini akan menyumbang inflasi sebesar 0,3%, terlepas dari dampak inflasi tersebut, PLN sudah melakukan efisiensi terkait penggunaan bahan bakar pembangkit utamanya yang menggunakan bahan bakar minyak, tahun sebelum-sebelumnya sebesar 36% turun menjadi menjadi 13% tahun ini dan 9% tahun 2013 mendatang," lanjut Rudi.
Dijelskan Rudi, "tahun ini, BPP tenaga listrik adalah 1.152 per KWh, tahun depan 1.163 ada kenaikan 11 rupiah per kwh harus dicermati bahwa kenaikan 11 rupiah per kwh itu penyebab utamanya adalah penggunaan kurs dimana tahun ini menggunakan kurs Rp 9000, tahun depan menggunakan kurs Rp 9.300.. apabila disamakan saja penggunaan kursnya maka sebenarnya terjadi penurunan harga BPP tenaga listriknya, bayangkan jika pemerintah tidak menaikan harga tenaga listrik, subsidi tahun ini Rp 60 trilun dalam satu tahun naik 50%. ini adalah sebuah pemborosan yang tidak mungkin dilakukan, mengapa?, kita masih perlu untuk biaya untuk sektor pendidikan, kesehatan, untuk pembangunan infrastruktur lainnya yang lebih produktif." tidak semua beban dibebankan masyarakat dan tidak semua beban ditanggung pemerintah, karena akan sangat berbahaya jika beban subsidi seluruhnya ditanggung pemerintah," urai Rudi.
Kenaikan tarif ini juga bukan akibat inefisiensi di tubuh PLN. "Kenaikan ini bukan disebabkan PLN "salah minum", sekarang sudah dibereskan dengan hanya dibawah 10% untuk BBM dan itu dijamin, apalagi sekarang batubara harganya sedang turun, dan gas sudah disiapkan, saya kira masalh ini sudah clear. Negeri ini membutuhkan tambahan 90% kenaikan listrik, negeri ini membutuhkan tambahan sambungan 3,1 juta pelanggan baru, negeri ini membutuhkan 10.000 Mw harus selesai tahun 2014, negeri ini harus mengantisipasi naiknya kurs rupiah dari Rp 9.000 menjadi Rp 9.300, itulah yang kemudian kita sharing, jadi bukan karean di PLNnya,"pungkas Rudi. (SF)
Bagikan Ini!