Peresmian Museum Gunungapi Merapi dan Serah Terima Sumur Bor Kepada Kabupaten Gunung Kidul, Bantul dan Kulon Progo, D.I. Yogyakarta

Kamis, 1 Oktober 2009 - Dibaca 5756 kali
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIASIARAN PERSNOMOR : 67/ HUMAS DESDM/2009Tanggal : 01 Oktober 2009PERESMIAN MUSEUM GUNUNGAPI MERAPIDAN SERAH TERIMA SUMUR BOR KEPADA KABUPATEN GUNUNG KIDUL, BANTUL DAN KULON PROGO, D.I. YOGYAKARTA
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro didampingi Kepala Badan Geologi R. Sukhyar, Kamis (1/10) meresmikan Museum Gunung Merapi, Kaliurang, Kabupaten Sleman di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Dalam melakukan mitigasi bencana letusan gunungapi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, memasuki tahap baru, hal ini seperti yang diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan bencana, yang mana penanggulangan bencana difokuskan sebelum terjadi bencana. Museum Gunungapi Merapi merupakan salah satu sarana dalam pemberian informasi sebelum terjadi bencana geologi dengan memanfaatkan sistem teknologi informasi sehingga mampu memberikan sajian informasi yang lengkap mengenai bencana gunungapi dan bencana geologi lainnya, bermanfaat, menarik dan mudah dimengerti bagi masyarakat.Indonesia mempunyai tataan geologi yang sangat unik, terletak diantara tumbukan 3 (tiga) lempeng aktif dunia, yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Lempeng Pasifik. Di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, terdapat 500 gunungapi, dimana 129 dikategorikan sebagai gunungapi aktif, atau sekitar 13% gunungapi aktif di dunia terdapat di Indonesia. Sebaran 129 gunungapi aktif membentuk busur gunungapi Indonesia, terbentang luas mulai dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Kepulauan Banda, Halmahera hingga Sulawesi bagian Utara.Museum Gunungapi ini dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan, penyebarluasan informasi aspek kegunungapian khususnya dan kebencanaan geologi lainnya yang bersifat rekreatif-edukatif untuk masyarakat luas dengan tujuan untuk memberikan wawasan dan pemahaman tentang aspek ilmiah, maupun sosial-budaya dan lain-lain yang berkaitan dengan gunungapi dan sumber kebencanaan geologi lainnya. Museum Gunungapi ini diharapkan dapat menjadi solusi alternatif sebagai sarana yang sangat penting dan potensial sebagai pusat layanan informasi kegunungapian dalam upaya mencerdaskan kehidupan masyarakat, serta sebagai media dalam meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat tentang manfaat dan ancaman bahaya letusan gunungapi serta bencana geologi lainnya. Informasi yang disampaikan di museum gunungapi diantaranya:
  1. Informasi ilmiah kegunungapian, kegempaan dan gerakan tanah yang merupakan proses dinamika geologi, dicerminkan diantaranya dalam informasi model pembentukan, mekanisme terbentuknya maupun proses-proses yang menyertainya.
  2. Informasi fenomena gunungapi terbentuk sebagai hasil proses-proses geologi, yang tampil dipermukaan bumi diantaranya berupa bentang alam gunungapi, struktur geologi gunungapi, produk hasil letusan gunungapi, dan produk-produk hasil proses lainnya.
  3. Informasi mitigasi bencana gunungapi, gempabumi, tsunami, gerakan tanah yang ditampilkan dalam bentuk informasi sistem monitoring, penelitian dan pengamatan, sistem peringatan dini, dan upaya mitigasi bencana diantaranya menyangkut sistem penyelamatan masyarakat terhadap ancaman bahaya letusan gunungapi, kegempaan dan gerakan tanah.
  4. Informasi sumberdaya gunungapi, sebagai potensi yang dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat, pengembangan infra-struktur dan lainnya.
  5. Informasi aspek sosial budaya diantaranya menyangkut kehidupan, budaya/tradisi, mitos dan lainnya yang berkaitan dengan lingkungan dan keberadaan suatu gunungapi.
Selain melakukan peresmian Museum Gunung Api, Pemerintah c.q Departemen ESDM juga melakukan serah terima Sumur Bor kepada Kabupaten Gunung Kidul, Bantul dan Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada Tahun Anggaran 2008, Badan Geologi telah memberikan bantuan Sumur Bor di daerah sulit air sebanyak 138 sumur yang tersebar di 111 kabupaten/kota, 24 provinsi yang menghasilkan debit sebesar 1.169.668 liter/jam dan dapat mencukupi sarana air bersih untuk 324.908 jiwa.Pada tahun 2008, di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Departemen ESDM melalui Badan Geologi telah melaksanakan pemboran air tanah di daerah sulit air sebanyak 3 (tiga) sumur bor yang berada di 3 (tiga) kabupaten antara lain:
  1. Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul dengan perolehan debit 9000 liter/jam diperuntukan untuk 2500 jiwa.
  2. Desa Sidomulyo, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo dengan perolehan debit 10.080 liter/jam diperuntukan untuk 2800 jiwa.
  3. Desa Mulo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul dengan perolehan debit 7200 liter/jam diperuntukan untuk 2000 jiwa.

Kepala Biro Hukum dan HumasSutisna Prawira

Bagikan Ini!