PLN Siap Beli CBM

Jumat, 4 November 2011 - Dibaca 2638 kali

JAKARTA - Pemerintah mencanangkan "Program pemanfaatan CBM untuk kelistrikan tahun 2011" (sesuai Inpres No. 14/2011 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional 2011). Pemanfaatan CBM dari WK Sanga Sanga yang dioperasikan oleh Vico merupakan bagian dari Program yang dicanangkan Pemerintah.

Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan bahwa PLN sangat mendukung program Pemerintah dalam pengembangan CBM. "PLN siap membeli CBM dari pengembang manapun mulai dari tahap dewatering sampai fase produksi, baik dalam bentuk listrik maupun gas" kata Nur Pamudji. Pada fase dewatering, PLN membeli listrik dari pengembang CBM untuk melistriki warga, khususnya di sekitar lokasi pengembangan CBM. Pada fase produksi, cakupan pemanfaatan CBM akan diperluas, gas metana yang dihasilkan akan dibeli PLN bisa dalam bentuk gas, CNG maupun LNG, untuk memasok pembangkit besar setempat maupun di lokasi lain. "PLN berharap kerja sama ini dapat ditingkatkan secara jangka panjang mengingat potensi CBM yang besar dan kebutuhan PLN untuk terus menerus menyalurkan listrik ke pelanggan. " ujar Nur Pamudji.Sumber daya CBM Indonesia disinyalir sekitar 453 TCF. Sejak tahun 2008 s.d. saat ini, telah ditandatangani 39 KKS CBM, termasuk Wilayah Kerja (WK) Sanga Sanga yang ditandatangani pada 30 November 2009. Gas metan tersimpan dalam batubara sebagai komponen gas yang teradsorpsi pada atau di dalam matriks batubara dan gas bebas dalam struktur micropore atau cleat lapisan batubara. Gas ini berada di tempat tempat yang menjebaknya terutama karena adanya tekanan reservoir. Dengan mengurangi tekanan reservoir tersebut, gas yang terperangkap akan dapat keluar dari micropore pada batubara ini. Cara untuk mengurangi tekanan reservoir adalah dengan cara mengeluarkan seluruh fluida yang ada, terutama air. Pada kegiatan penambangan batu-bara, dijumpainya air yang melimpah merupakan fenomena alam yang biasa. Air sering membanjiri lubang-lubang pertambangan batubara yang diikuti keluarnya gas metan. Itulah sebabnya seringkali terdengar adanya ledakan tambang yang merupakan akibat terbakarnya gas metan yang terakumulasi di lubang tambang. Untuk mengurangi resiko ledakan terowongan tambang serta memanfaatkan gas metan yang keluar inilah maka ide CBM muncul sebagai solusi untuk dua hal yang saling berhubungan.Dalam proses pengeluaran air inilah gas akan secara bersama-sama ikut terproduksi. Jumlah air yang terproduksi semakin lama semakin berkurang sedangkan jumlah gas yang ikut terproduksi bertambah. Proses ini disebut "dewatering". Proses dewatering ini memakan waktu yang cukup lama bahkan hingga 3 tahun. Selama periode dewatering itulah masa-masa menunggu yang sangat melelahkan sekaligus masa penuh was-was karena menunggu seberapa besar kapasitas produksi sumur ini sebenarnya. (SF)

Bagikan Ini!