Presiden Republik Indonesia Resmikan Terminal Penerimaan & Regasifikasi LNG Arun

Senin, 9 Maret 2015 - Dibaca 2331 kali

JAKARTA - Dalam waktu dekat, PT Pertamina (Persero) memastikan Terminal Regasifikasi dan Penerimaan LNG Arun akan beroperasi normal. Peresmian yang dihadiri langsung Presiden Joko Widodo merupakan proses regasifikasi awal 1 (satu) kargo LNG (liquefied natural gas) yang telah diterima sejak 19 Februari 2015 lalu dari fasilitas Tangguh LNG di Papua.

Presiden Joko Widodo meminta agar Terminal Penerimaan dan Regasifikasi LNG Arun ini bermanfaat untuk masyarakat Aceh dan Sumatera Utara, "Aset ini dapat mendorong industri untuk masuk ke Lhokseumawe, karena lahannya siap dan energinya telah tersedia. Sehingga masalah pengangguran dan kemiskinan dapat diatasi dengan pengembangan kawasan industri,"ujar Presiden.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto menyambut harapan Presiden Jokowi. Menurutnya Terminal Penerimaan dan Regasifikasi LNG Arun ini selain melakukan regasifikasi, diharapkan dapat mengelola bisnis LNG Hub. Untuk memenuhi target itu, Terminal ini dirancang dengan kapasitas penyimpanan tanki LNG mencapai 12 juta ton/tahun dan produksi 400 MMSCFD.

"Kelak pemanfaatannya tidak hanya untuk mendukung pengurangan penggunaan BBM bersubsidi sebagai bahan bakar pembangkit listrik PLN yang terkoneksi di pulau Sumatera, tetapi juga dapat memenuhi kebutuhan gas untuk industri di Aceh dan Sumatera Utara," jelas Dwi saat mendampingi Presiden RI di Lhokseumawe, Aceh Utara.

Menurut Dwi Soetjipto selaku BUMN energi, Pertamina berkomitmen kuat untuk terus mengembangkan infrastruktur yang diperlukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dan menjaga ketahanan energi nasional. Apalagi, pada 2025 nanti diperkiraan permintaan gas Indonesia dapat mencapai hingga 9.040 MMscfd.

"Kami tentu saja sangat memerlukan dukungan dari pemerintah untuk memastikan ketersediaan pasokan gas, khususnya dari sumber dalam negeri untuk berbagai proyek yang dikembangkan Pertamina dan anak perusahaan di masa yang akan datang. Kami akan terus bekerja keras untuk mewujudkan berbagai program yang sudah direncanakan, termasuk di dalamnya penciptaan pasar sehingga penggunaan energi gas lebih masif."

Sementara itu, President Director Pertamina Gas (Pertagas), Hendra Jaya memastikan dalam pekan ini anak perusahaan Pertagas, PT Perta Arun Gas akan menyelesaikan proses regasifikasi LNG ke Gas Alam dan akan menyalurkan gas tersebut ke Pembangkit Listrik PLN Arun yang berlokasi di Aceh Utara."Plant telah beroperasi dengan melaksanakan regasifikasi LNG atau first gas send out, yang akan disalurkan melalui pipa gas Arun Belawan dan segera dimanfaatkan bagi mempercepat pemulihan krisis listrik di wilayah Aceh," katanya.

Saat ini, lanjut Hendra Jaya, total kebutuhan gas yang akan disalurkan kepada pembangkit PLN sebesar 135 MMSCFD yang terdiri dari 40 MMSCFD untuk pembangkit listrik Arun dan 95 MMSCFD untuk pembangkit listrik Belawan. Sementara untuk industri, berdasarkan hasil pemetaan potensi penggunaan gas, kebutuhan industri di wilayah Sumatera Utara diperkirakan mencapai 250 MMSCFD. Adapun industri di Aceh, Pertagas masih membuka peluang bagi Pemerintah setempat untuk mengembangkan kawasan industri yang kebutuhan energinya berbasis gas.

Sebagai tuan rumah, Gubenur Nanggroe Aceh Darussalam menyambut baik kehadiran Terminal Penerimaan dan Regasifikasi LNG Arun ini. Ia berharap peran baru Terminal Arun akan menjadi pilar penting yang mendukung peningkatan ekonomi Aceh. Bagi Pemerintah Aceh, proyek ini telah memberikan kepastian dan keyakinan bahwa Arun tidak akan berakhir, karena komitmen Pemerintah untuk terus memanfaatkan fasilitas Arun.

"Proyek ini bermakna strategis, karena dapat membantu meyakinkan investor, bahwa pemerintah membuktikan kepedulian untuk pengembangan Aceh setelah krisis keamanan. Peresmian ini akan mendorong kami untuk mengembangkan proyek yang pro rakyat," pungkasnya. (SF)

Bagikan Ini!