Sanksi Baru AS Terhadap Bank Asing Penyokong Dana Iran

Senin, 6 Agustus 2012 - Dibaca 1982 kali

JAKARTA - Kongres Amerika Serikat (AS) dengan suara bulat mengesahkan paket baru sanksi terhadap Iran yang bertujuan memberikan sanksi kepada semua bank, perusahaan asuransi dan pelayaran yang membantu Iran dalam menjual minyaknya, Rabu (1/8/2012).

Seperti dilansir AFP, Presiden Amerika Serikat Barrack Obama mengumumkan sanksi baru AS tersebut pada Selasa (31/7/2012). Menurut Obama, sanksi baru ini dimaksudkan untuk meningkatkan tekanan kepada Iran karena gagal memenuhi kewajiban internasionalnya terkait proyek nuklir yang dikembangkannya.

Rancangan sanksi baru itu berdasarkan sanksi perdagangan minyak yang ditandatangani sebagai hukum oleh Obama, Desember lalu, yang membuat Jepang, Korea Selatan, India dan negara lain menghentikan pembelian mereka atas minyak Iran.

Amerika Serikat, Uni Eropa dan negara Barat lain sedang berusaha menghentikan Iran memperoleh senjata nuklir. Sementara Iran menyatakan program nuklirnya bertujuan damai. Berbagai perundingan telah dilakukan namun belum berujung pada sebuah kesepakatan.

Menurut sebuah media Iran (3/8/2012), perunding nuklir Iran, Sayeed Jalili dalam pembicaraan telepon dengan Wakil Uni Eropa, Catherine Ashton, mendesak negara-negara Barat untuk menanggapi usulan yang diajukan Iran dalam perundingan beberapa waktu lalu.

Jalili mengatakan, pihaknya meminta Barat memberikan tanggapan atas usulan Iran tersebut. Ashton menyatakan akan memberi jawaban kepada Iran dalam waktu dua pekan setelah bertukar pandangan dengan 6 negara terkait masalah nuklir Iran.

Iran berpendapat bahwa kunci penyelesaian masalah nuklir Iran adalah Barat harus terlebih dulu mengakui hak Iran untuk melakukan kegiatan pengayaan uranium dan mencabut sanksi sepihak terhadap Iran, baru kemudian, Iran akan mengambil tindakan seperti yang diminta Uni Eropa. Akan tetapi, pihak negara-negara Barat menuntut Iran untuk mengambil tindakan konkrit terlebih dulu, baru mereka akan mempertimbangkan pengurangan sanksi terhadap Iran. (KO/AFP/CNBC)

Bagikan Ini!