Semangatnya, Subsidi Harus Dibatasi dan Tepat Sasaran

Selasa, 16 April 2013 - Dibaca 1688 kali

JAKARTA - Pemerintah berencana untuk membatasi konsumsi BBM Bersubsidi hanya kepada yang berhak sedangkan bagi yang tidak berhak dipersilahkan untuk membeli BBM Non Subsidi. Semangatnya Pemerintah adalah mengurangi besaran subsidi untuk BBM bagi masyarakat menengah-kaya yang memiliki mobil pribadi. Sementara untuk kendaraan umum dan motor, subsidi akan diberikan penuh agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.

"Masalah BBM ini, masalah yang pelik membuat kami sangat serius berpikir. diera demokrasi ini tidak boleh ada yang ditutupi, urusan BBM ini sudah bertahun-tahun terjadi selalu kuota yang diberikan terlewati, dan kalau kita lihat penyebabnya, setelah saya pelajari, ternyata memang ditemukan logika-logika yang menyebabkan terjadinya over kuota, kelihatan logikanya dan dapat dirasakan oleh masyarakat, ini sebenarnya sisi yang positif bagi negeri kita, dan selalu kita angkat ini jadi kita jangan sedih menghadapi urusan BBM, biar ada sisi yang gembira, ada enaknya karena ini suatu yang baik bagi negeri kita," tutur Wacik.

"Penyebabnya adalah ekonomi kita tumbuh bagus diatas 6% setahun, dimana dunia sekarang rata-rata tumbuh 3%, 2%, 0% banyak, negara-negara lain sedangkan kita tumbuh 6,2%, nah pertumbuhan itu membawa konsekuensi, disatu sisi kita senang ada, ada konsekuensinya," imbuhnya.

Selanjutnya Menurut Menteri, "kelas menengah tumbuh pesat juga, tahun ini saja kelas menengah Indonesia mencapai 45 juta orang, nah dalam kelas menengah itu, ada kelas menengah baru ada menegah beneran dan menengah kaya".

"Saya melakukan penelitian, bahwa yang menikmati subsidi ternyata 77% dinikmati kelas menengah atas, yaitu kelas yang mempunyai mobil lebih dari satu, karena subsidinya mencapai Rp 300 trilun maka pemerintah berinisiatif untuk melakukan pengendalian juga untuk menyelamatkan APBN agar subsidinya tepat sasaran", ujar Menteri. (SF)

Bagikan Ini!