SIG untuk Koordinasi Data dan Kemudahan Informasi

JAKARTA.Untuk mewujudkan terbentuknya sistem informasi geografis bidang mineral, batubara dan panas bumi yang terintegrasi antara Dinas Pertambangan dan Energi diseluruh Indonesia dengan Direktorat Jenderal Mineral Batubara dan Panas Bumi diperlukan dukungan infrastruktur dan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi.Departemen ESDM cq. Dirjen Mineral Batubara dan Panas Bumi telah memberikan dukungan peralatan SIG kepada 20 Dinas Pertambangan dan Energi Daerah, sesuai dengan amanat Perpres 85 Tahun 2007 tentang Jaringan Data Spasial Nasional dan UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral Batubara dan Panas Bumi. Serta menyelenggarakan workshop untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia sekaligus mengevaluasi pengembangan SIG (Sistem Informasi Geografis). Workshop yang diselenggarakan tahun ini (SIGNAS II) pada tanggal 10. 24 dan 31 Juli 2009 merupakan kelanjutan dari workshop SIGNAS I yang diselenggarakan tahun 2007. Signas II yang telah dilaksanakan di tiga lokasi berdasarkan kemudahan akses para peserta, lokasi I di Batam untuk peserta wilayah Barat, kedua Surabaya untuk peserta wilayah Tengah dan lokasi ketiga Makassar untuk peserta wilayah timur. Tema workshop adalah memperkuat koordinasi dan percepatan pengembangan SIGNS bidang mineral, batubara dan panas bumi untuk mendukung pengelolaan data spasial sesuai dengan UU No. 4 tahun 2009.Penyelenggaraan SIGNAS II diharapkan dapat mewujudkan sinkronisasi dan integrasi SIG bidang mineral, batubara dan panas bumi antara Pemerintah Pusat (DESDM) dengan Distamben seluruh Indonesia, yang kemudian terintegrasi dengan Jaringan Data Spasial Nasional.SIG merupakan alat bantu untuk memetakan berbagai hal dengan alat bantu dapat diketahui berbagai wilayah yang mengalamai tumpang tindih secara persis. Ke-depan peran SIG akan semakin penting khususnya di dalam keseragaman standar format, struktur, dll pada peta-peta wilayah pertambangan (WP) serta untuk kemudahan mendapatkan informasi.

Bagikan Ini!