Supir Angkot, M. Romli : Menggunakan BBG Lebih Menguntungkan

SURABAYA. Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 0031 tahun 2005 tentang tata Cara Pelaksanaan Penghematan Energi, terutama pasal 5 ayat 2 menyatakan akan memacu pemakaian Bahan Bakar Gas (BBG) pada kendaraan umum. Meski mengalami kendala dalam pemanfaatan bahan bakar gas sebagai pengganti bahan bakar minyak, Pemerintah akan terus mendorong pemanfaatan gas sebagai bahan bakar pengganti minyak bumi sebagai bahan bakar kendaraan. Selain lebih bersih, bahan bakar gas diyakini konsumen lebih hemat dan menguntungkan.Konsumen bahan bakar gas yang menggunakan BBG, pengguna akan mendapatkan penghematan yang lebih jika dibandingkan dengan menggunakan premium. "Jika dibandingkan, menggunakan BBG dengan premium yaaa jauh..masih lebih menguntungkan menggunakan BBG," ujar Romli seorang pengemudi angkot yang beroperasi di Surabaya kepada esdm.go.id. Kamis (27/1/2011).Ditambahkanya, "Setelah dipakai itu (BBG), alhamdulillah sangat bermanfaat dan sangat bagus sekali. Biasanya, kalau saya kerja satu hari bisa memakan uang Rp 50.000 (untuk bahan bakar) setelah memakai BBG, saya cuma mengeluarkan uang hanya Rp 32.000 hingga 33.000," ujar Romli."Uangnya bisa saya pakai untuk menyekolahkan anak saya satu di IAIN Sunan Ampel. Yuk kita bersama-sama mengambil yang baik ", ajak Romli.Satu liter BBG memiliki nilai kalor setara dengan satu liter premium. Namun demikian, harga BBG jauh lebih murah yaitu Rp.3.150 per liter dibandingkan premium Rp. 4.500 per liter, sehingga dengan menggantikan bahan bakar minyak dengan BBG akan dapat memperingan biaya operasional kendaraan bermotor. Pemakaian BBG saat ini masih banyak di dominasi kendaaran angkutan umum karena belum banyak angkutan pribadi yang dilengkapi perangkat mesin khusus BBG. Karena itu, pangsa pasar utama konsumsi BBG adalah pengusaha angkutan. Di Surabaya, tiga layanan angkutan taksi telah memakai BBG yaitu Taksi Silver, Bosowa dan Blue Bird. (SF)

Bagikan Ini!