Tahun 2020, 8.823 MW Pembangkit Akan Beroperasi

Minggu, 9 Februari 2020 - Dibaca 1794 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 065.Pers/04/SJI/2020

Tanggal: 9 Februari 2020

Tahun 2020, 8.823 MW Pembangkit Akan Beroperasi

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan akan ada penambahan 8.823 Mega Watt (MW) pembangkit pada tahun 2020 ini. Penambahan ini merupakan puncak dari program percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 35.000 MW.

"Ini puncaknya, bahwa 2020 adalah puncak penyelesaian dari program 35.000 di mana sejumlah 8.823 MW. Kalau tidak ada aral melintang akan mencapai Commercial Operation Date (COD)," jelas Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana saat rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI, Rabu (5/2) lalu.

Rida memproyeksikan, total pembangkit yang akan beroperasi sampai akhir tahun 2020 mencapai 15.634 MW atau sekitar 44% dari target program 35 ribu MW. Selanjutnya, penambahan kapasitas pembangkit akan dilakukan scara bertahap hingga akhir 2029.

Pada tahun 2021 kapasitas pembangkit kembali bertambah sebesar 5.066 MW, kemudian 4.109 MW di tahun 2022 dan 3.907 MW (2023), 3.592 MW (2024), 1.275 MW (2025), 200 MW (2026), 505 MW (2027), 835 MW (2028) serta 300 MW (2029). "Setelah tahun 2020, tambahan kapasitas pembangkit dari Program 35.000 MW berangsur-angsur turun dan diharapkan semua proyek dapat diselesaikan pada tahun 2029," tambah Rida.

Perubahan target penyelesaian proyek strategis nasional tersebut tak lepas dari sejumlah kendala seperti pembebasan lahan, perizinan, isu sosial hingga pertumbuhan ekonomi makro. "Dulu dirancang dengan asumsi pertumbuhan ekonomi berkisar 7-8%. Pertumbuhan listrik hisa 1,2 kali lipat. Sementara pertumbuhan ekonomi sekarang sekitar 5%, kenyataan seperti itu. Malah pertumbuhan listrik cuma 4,5%," ungkap Rida.

Tak ayal, Rida menyampaikan progres 35 ribu MW sampai akhir tahun 2019, 96% proyek atau sebesar 33.856 MW telah terkontrak, diantara total kapasitas tersebut sebesar 6.811 MW atau sekitar 19% pembangkit telah beroperasi. Rida menambahkan bahwa hanya tersisa 1.563 MW atau sekitar 4% pembangkit yang belum kontrak atau power purchase agreement (PPA).

Penambahan Infrastruktur Listrik

Sejalan dengan penyelesaian program 35 ribu MW, Pemerintah juga akan memperbanyak pembangunan infrastruktur listrik lainnya seperti penambahan jaringan transmisi dan pengembangan Gardu Induk (GI).

Dalam lima tahun mendatang, Pemerintah menargetkan penambahan transmisi hingga 19.069 kilometer sirkuit (kms) dengan investasi mencapai USD7,16 miliar. Sementara untuk gardu induk, total kapasitas hingga 2024 mencapai 38.607 MVA dengan perkiraan investasi kurang lebih USD 5,54 miliar.

Sebagai informasi, realisasi panjang transmisi pada 2019 lalu mencapai 60.102 kms. Angka ini mengalami penambahan sebesar 6.210 kms dari raihan tahun 2018 yang tercatat mencapai 53.892 kms. Sementara itu, hingga 2019 lalu kapasitas GI sebesar 151,136 MVA atau bertambah sebesar 17.507 MVA dari realisasi tahun 2018 sebesar 133.629 MVA. (NA)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama

Agung Pribadi (08112213555)

Bagikan Ini!