Tepat 100 Tahun Pemantauan Gunung Api Di Indonesia, Menteri ESDM: Bangga Melihat Capaian Ini

Rabu, 16 September 2020 - Dibaca 1051 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 278.Pers/04/SJI/2020

Tanggal: 16 September 2020

Tepat 100 Tahun Pemantauan Gunung Api Di Indonesia, Menteri ESDM: Bangga Melihat Capaian Ini

Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif hari ini, Rabu (16/9), membuka secara resmi Puncak Peringatan 100 Tahun Pemantauan Gunung Api di Indonesia. Tema Peringatan 100 Tahun Pemantauan Gunung Api Indonesia adalah "100 Years Anniversary of Saving Lives; Lessons Learned, Reflection and Celebration".

Posisi Indonesia yang berada di antara pertemuan tiga lempeng besar dunia, menurut Arifin menjadikan Indonesia menjadi daerah yang rawan terhadap bencana, namun demikian sudah seharusnya menjadikan kita lebih tangguh, lebih sigap dan lebih siap lagi dalam menghadapi bencana geologi seperti erupsi gunung api, gempa bumi, tsunami, dan gerakan tanah.

"Fakta tersebarnya sekitar 70 gunung api sangat aktif di seluruh wilayah Indonesia, dari jumah total 127, memerlukan perhatian serius karena beberapa di antaranya telah mengalami erupsi yang berakibat korban jiwa manusia. Namun demikian, ibarat sisi mata uang, disamping ancaman bencana geologi, sisi positifnya menjadikan Indonesia memiliki tanah yang subur, 128 cekungan sedimen, 329 tempat manifestasi panas bumi, 421 cekungan air tanah, dan memiliki jalur metallogenik sehingga Indonesia banyak memiliki sumber daya mineral dan energi yang tentunya harus dikelola secara bijak dan berkeadilan," ujar Arifin.

Sepanjang 100 tahun pengamatan gunung api di Indonesia merupakan perjalanan panjang yang telah memperkaya bangsa Indonesia dengan banyak pengalaman yang bisa diambil pelajaran, direnungkan atau bahkan kita rayakan bersama.

"Menjelang 100 tahun ini kita bangga dengan melihat capaian-capaian selama ini dan apa yang masih perlu diperbaiki dan menjadikannya sebagai tantangan yang dihadapi dalam pemantauan gunungapi di masa mendatang," ungkap Arifin.

Sebagaimana diketahui, kerja keras dalam pemantauan gunung api Indonesia di Indonesia telah mendapatkan pengakuan tingkat dunia. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian ESDM menjadi institusi pertama di dunia yang menerima penghargaan dari organisasi asosiasi ahli gunung api dunia atau International Association of Volcanology and Chemistry of the Earth's Interior (IAVCEI) Award pada tahun 2018. Pemberian penghargaan ini didasarkan pada aspek pemantauan gunung api dan bagaimana institusi tersebut mengorganisasi krisis gunung api, baik itu ketika pra, saat, maupun setelah erupsi.

Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono menambahkan, Pada tahun 2020 ini, kegiatan pemantauan gunung api di Indonesia memasuki usia 100 tahun, suatu jangka waktu yang cukup lama untuk pengembangan suatu sistem pemantauan gunung api. Dalam perjalanan waktu, sejak awal pembentukan Dinas Penjagaan Gunung api hingga saat ini.

Saat ini, institusi pemantauan gunung api terus melakukan penyempurnaan terhadap sistem pemantauan serta daya dukung sarana prasarananya yang mengacu pada standar pemantauan gunung api dunia. Seiring dengan perkembangan teknologi pemantauan yang semakin maju saat ini, kegiatan pemantauan gunung api dapat dilaksanakan dalam jarak yang cukup aman dari sumber aktivitas gunung api, nyaman, serta resposif dalam mendukung tugas mitigasi bencana gunung api.

Tonggak sejarah pemantauan gunung api di Indonesia baru dimulai secara kelembagaan pasca letusan Gunung Kelud di Jawa Timur pada tahun 1919, dimana pada saat terjadi erupsi Gunung Kelud, dampak tidak langsung hasil erupsi berupa lontaran air danau Kawah Kelud dari banjir lahar panas yang mengakibatkan korban jiwa sebanyak 5156 orang.

Upaya mitigasi berupa pembangungan infrastruktur berupa terowongan pembuangan danau air Kawah Kelud maupun pendirian kelembagaan yang menangani mitigasi bencana erupsi dilakukan satu tahun setelah erupsi tersebut. Pendirian kelembagaan tersebut adalah dengan dibentuknya Dinas Penjagaan Gunung Api pada 16 September 1920.

Lembaga ini sekaligus menjadi institusi pertama yang melakukan pemantauan gunung api di Indonesia. Dalam perjalanan waktunya, yaitu periode tahun 1920-1941, sudah 8 gunung api dipantau tingkat aktivitasnya. Hingga saat ini Badan Geologi telah membangun 74 Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) di 69 gunung api aktif yang ada di Indonesia.(SF)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama

Agung Pribadi (08112213555)

Bagikan Ini!