Tingkatkan Produksi, BP Migas Dorong Kontraktor Terapkan EOR
BANDUNG. Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) mendorong kontraktor kontrak kerja sama (KKS) untuk melakukan enhance oil recovery (EOR) dengan menggunakan teknologi terkini. Menurut Deputi Perencanaan, BPMIGAS, Haposan Napitupulu, EOR terbukti dapat meningkatkan angka cadangan migas yang dapat diambil (recovery factor). Biasanya recovery factor hanya sekitar 30 persen. Dengan EOR, hidrokarbon yang bisa diambil meningkat menjadi 60 persen dari cadangan terbukti."Bahkan bisa 70 hingga 85 persen jika menggunakan teknologi terkini," katanya saat menutup Forum Eksplorasi-Produksi di Bandung, Rabu (26/1). Contohnya penggunaan surfaktan yang tengah dikembangkan Chevron Pasific Indonesia di Lapangan Minas, Riau.Menurutnya, kontribusi secondary dan tertiary recovery terhadap produksi minyak nasional telah melampaui primary recovery. Rinciannya, distribusi phase produksi primer sebesar 47 persen, sekunder 31 persen, dan tertier/EOR 22 persen. "EOR berperan penting dalam peningkatan produksi nasional di masa depan," kata dia.Beberapa negara telah berhasil menerapkan EOR. Contohnya di lapangan Daqing, di Cina, dengan operator Petrochina. Dengan injeksi polymer, produksi dapat dipertahankan relatif konstan sebesar satu juta barel per hari selama kurang lebih 30 persen. Sebelum polymer, Petrochina melakukan injeksi air dan optimisasi."Jadi teknologinya terus berkembang. Semakin terkini, semakin tinggi faktor recoverynya," kata Haposan.Ketua Forum EP, yang juga kepala divisi pengkajian dan pengembangan, BPMIGAS, Anditya Maulana Ibrahim mengatakan, BPMIGAS meminta kontraktor agas dalam usulan persetujuan plan of development (POD) juga mencantumkan rencana tahapan phase produksi dari primer hingga EOR."Dengan persiapan sejak dini, hasilnya akan lebih optimal," katanya.Dia mengungkapkan, forum menghasilkan beberapa alternatif penyelesaian masalah. Misalnya, kesepahaman awal terkait penambahan produksi untuk menutupi gap antara angka produksi hasil rencana kerja dan anggaran (work program and budget) yang sebesar 952 ribu barel dengan target pemerintah yang sebesar 970 ribu barel per hari.Dengan meningkatkan kemampuan lapangan eksisting dan optimisasi minyak dan kondensat, produksi sebesar 18 ribu barel per hari diharapkan diperoleh dari Pertamina EP, Kodeco Energy, PHE ONWJ, Petrochina Jabung, dan beberapa kontraktor yang melakukan put on production (POP).Selain itu, kata Anditya, lima wilayah kerja gas metana batubara (GMB) diproyeksikan menghasilkan gas yang diperuntukkan untuk kelistrikan pada 2011."Total produksinya sekitar 5,5 juta kaki kubik per hari atau setara 13,75 megawatt," kata dia.Kelima wilayah kerja itu adalah GMB Sangatta I, GMB Sekayu, GMN Tanjung Enim, GMB Barito Banjar II, dan GMB Sanga-Sanga (BP Migas)
Bagikan Ini!