Wilayah Terkena Gempa Serui, Bersifat Urai, Lepas dan Belum Terkompaksi

Minggu, 20 Juni 2010 - Dibaca 3027 kali

BANDUNG. Menanggapi terjadinya gempabumi 7,1 Scala Righter pada tanggal 16 Juni 2010 di perairan selatan Serui, Papua, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG), Badan Geologi Kementerian ESDM, Surono menuturkan, guncangan gempa yang terjadi di sekitar Pulau Biak, Yapen dan Wonti sumber gempabumi diperkirakan berasosiasi dengan sesar mendatar lokal namun tidak menyebabkan tsunami.Pada saat terjadinya gempa BMKG, JMA (Japan Meteorological Agency) dan PTWC (Pacific Tsunami Warning) sempat mengeluarkan peringatan tsunami. Menurut Surono tsunami lokal biasanya dapat dipicu oleh gempabumi yang berasosiasi dengan sesar mendatar maupun longsoran bawah laut, namun menurut pengamatan dari Pangkalan TNI-AL di Kota Biak, tidak terjadi anomali air laut.Secara umum kondisi geologis wilayah terdekat dengan pusat gempa lanjut Surono, tersusun oleh batuan berumur Tersier dan Kuarter. Aluvium yang menyusun daerah pantai bagian selatan Pulau Biak merupakan jenis batuan berumur Kuarter yang bersifat urai, lepas, belum terkompaksi dan bersifat memperkuat goncangan gempabumi.Informasi dari Kapolres Biak goncangan gempabumi ini dirasakan kencang di Kota Biak sehingga menimbulkan kepanikan masyarakat. Berdasarkan informasi BMKG goncangan gempabumi terasa di Kota Biak dan Serui (V-VI MMI) serta di Nabire (IV-V MMI) dan Manokwari (IV MMI). Selanjutnya Surono merekomendasikan masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas Satlak PB dan Satkorlak PBP. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempabumi dan tsunami. Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan, yang diharapkan berkekuatan lebih kecil. Gempabumi ini tidak menimbulkan tsunami, karena walaupun pusat gempabumi berada di laut namun energinya tidak cukup kuat untuk memicu tsunami. (SF)

Bagikan Ini!