1.027 Warga Purbalingga Dapat Bantuan Pasang Listrik Gratis

Senin, 9 Oktober 2023 - Dibaca 125 kali

Sebanyak 1.027 rumah tangga di Kabupaten Purbalingga mendapatkan Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) Tahun 2023. Jumlah tersebut tersebar di 18 kecamatan di Purbalingga dan merupakan bagian dari total 15.000 penerima manfaat BPBL di Provinsi Jawa Tengah.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Wanhar menyampaikan hal tersebut dalam Peresmian dan Penyalaan Pertama Program BPBL di Desa Cipaku, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, Senin (9/10/2023).

"Sampai dengan 29 September 2023 telah menyala sebanyak 513 sambungan rumah tangga yang tersebar di 17 kecamatan," ujar Wanhar dalam sambutannya.

Ia lantas menyebut hingga Juni tahun 2023, Rasio Elektrifikasi (RE) nasional telah mencapai 99,70%. Masih terdapat 0,30% rumah tangga belum berlistrik yang sebagian besar tersebar di wilayah terpencil (remote area) khususnya daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T).

"Meskipun tinggal 0,30% (rumah tangga belum berlistrik) namun ini challenging, karena ada yang di pinggir laut, gunung, seberang sungai. Ini menjadi pemikiran pemerintah bagaimana akses listrik bisa menjangkau ke seluruh pelosok Nusantara, ke semua rumah tangga" ia menjelaskan.

Dalam kesempatan tersebut Anggota DPR RI Rofik Hananto menyebut salah satu parameter daerah dianggap miskin karena tidak ada akses listrik. Menurutnya masih banyak rumah tangga masih belum mendapatkan akses listrik padahal di depan rumahnya ada kabel dan tiang listrik.

"Negara hadir untuk melistriki masyarakat karena kenyataannya masih banyak masyarakat belum terlistriki. Kalau disuruh pasang listrik mandiri keberatan karena katanya mahal," tutur Rofik.

Oleh karena itu, ia mengapresiasi sinergi Pemerintah dan PLN bersama DPR untuk melistriki masyarakat melalui Program BPBL.

"Kita berharap dengan BPBL, Indeks Kemiskinan berkurang," ujarnya.

Manfaat Program BPBL juga disinggung oleh Plt. Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Kabupaten Purbalingga Mukodam. Ia mengatakan Program BPBL merupakan salah satu tanggung jawab pemerintah untuk masyarakat kurang mampu.

"Bantuan ini untuk kenyamanan dan keamanan masyarakat. Dengan terpenuhinya kebutuhan listrik,diharapkan tidak ada lagi warga yang melakukan levering (menyalur listrik). Selain berisiko tinggi, dari sisi keamanan juga tentu bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku," kata Mukodam.

Tak hanya itu, program ini juga membantu pendidikan anak-anak yang bisa belajar dengan listrik. Hal tersebut disampaikan Direktur Distribusi PT PLN (Persero) Adi Priyanto.

"Anak-anak tak lagi gunakan sempor (lampu minyak tanah), tapi bisa menggunakan lampu listrik dan bisa belajar dengan baik," ujar Adi.

Ia menyebut untuk Program BPBL pada tahun ini daya listrik yang diberikan 900 VA karena diharapkan daya tersebut cukup untuk aktivitas sehari-hari, termasuk memasak menggunakan ricecooker.

"Memasak dengan ricecooker energinya lebih murah dibanding dengan minyak atau gas. Dengan daya tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk usaha lain, misal jualan es," ungkapnya.


Buka Peluang Usaha

Salim Sulaiman (50 tahun), salah satu penerima manfaat Program BPBL, bersyukur mendapat bantuan dari Pemerintah. Ia bekerja di taman rekreasi sekaligus wisata kuliner di dekat rumahnya di Desa Cipaku, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga. Beberapa pekerjaan ia lakoni sekaligus, terkadang ia merapikan taman, terkadang bersih-bersih, terkadang ia juga merangkap sebagai penjaga keamanan di malam hari.

Penghasilannya yang terbatas membuat Salim belum mampu pasang listrik sendiri di rumahnya.

"Belum ada modal (untuk pasang listrik sendiri). Selama ini saya menyalur di rumah orang tua, di samping rumah," tuturnya sambil menujuk rumah di sebelahnya.

Ia berharap dengan adanya listrik di rumahnya, ia bisa membuka usaha.

"Saya bersyukur sekali dan terima kasih kepada DPR dan Pemerintah, semoga ke depannya bisa buat usaha, kan sudah ada listrik," ujar Salim yang ingin membuka usaha kuliner seperti kue pukis dan carabikang.

Salim berkata dirinya tak dipungut biaya untuk program pasang instalasi listrik gratis ini. Program ini memang gratis diberikan kepada masyarakat yang berhak. Selain meningkatkan rasio elektrifikasi, program BPBL juga diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup dan kemandirian masyarakat. Dengan memiliki akses listrik sendiri, masyarakat penerima manfaat BPBL diharapkan tidak lagi tergantung penyediaan listrik dari tetangga. (MN/AMH)